Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tak Mau Kejadian UPS Terulang

Kompas.com - 23/11/2015, 11:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak mau kebobolan anggaran siluman lagi.

Sehingga, ia memasukkan seluruh rancangan anggaran ke dalam sistem e-planning sebelum dicetak dan disepakati oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI. 

"Saya ingin bukunya dicetak dari e-planning dan e-budgeting. Sehingga setiap lembar itu kalau kemudian hari saya temukan ada perbedaan (rancangan anggaran), nah di dalam sistem komputer sudah terkunci dan cetak jam, menit kesekian, sudah tidak bisa diganti-ganti orang lagi," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (23/11/2015). 

Dengan demikian, dapat diketahui oknum pegawai negeri sipil (PNS) mana saja yang berupaya menyelewengkan anggaran.

Basuki mengaku tidak mau lagi kejadian adanya dua APBD berbeda seperti yang terjadi pada tahun anggaran 2015 lalu.

"Orang (APBD) versi UPS (uninterruptible power supply) aja dibilang APBD yang benar kok. Sekarang saya bukan fitnah lagi dan pengadaan UPS ternyata memang anggaran siluman, tidak ada di dalam KUA-PPAS (kebijakan umum anggaran prioritas plafon anggaran sementara)," kata Basuki. 

Sehingga, Basuki menyisir rancangan anggaran yang terdapat di seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI.

Banyak rancangan anggaran yang harus dipangkas, seperti pembelian alat tulis kantor yang jumlahnya mencapai Rp 500 miliar untuk semua SKPD.

Kemudian penyelenggaraan festival dan event di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI yang alokasi anggarannya mencapai Rp 10 miliar tiap event-nya.

"Bayar tenaga ahli semua kegiatan sampai Rp 600 miliar, masa Disparbud bikin Festival Kota Tua sampai Rp 10 miliar, lo mau undang artis apa? Enggak benar gitu lho dan mesti diperiksa," kata Basuki.

"Terus UPK Badan Air Dinas Kebersihan, anggarannya dari Rp 200 miliar meledak jadi Rp 700 miliar. Begitu saya periksa, dia bilang, 'Maaf Pak, saya salah ngisi'. Gila, salah ngisi pakai excel," kata Basuki lagi.

Basuki telah menyisir rancangan anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Dinas Pendidikan DKI, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Dinas Tata Air, Dinas Kebersihan DKI, Dinas Bina Marga, Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Dinas Perindustrian dan Energi DKI, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, serta Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com