Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada jika Diperingatkan "Ban Gembos"

Kompas.com - 23/11/2015, 14:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah mobil melaju di Jalan Paseban, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Seorang pengendara sepeda motor di samping mobil kemudian menunjuk-nunjuk ban mobil itu. Selanjutnya, pengendara motor itu memperingatkan sang sopir bahwa ban mobil gembos.

Pengendara mobil tetap melaju. Seorang pengendara motor lagi-lagi memperingatkannya bahwa ban mobilnya gembos. Pengendara mobil itu pun akhirnya menepikan kendaraan di tempat sepi untuk memeriksa ban.

Para pengendara mobil yang tengah melaju di jalanan Ibu Kota sebaiknya waspada saat menemui aksi seperti itu. Bisa jadi mereka adalah perampok atau pencuri dengan modus ban gembos.

Peristiwa di Jalan Paseban itu terekam kamera on dash yang berada di mobil VW Golf milik korban komplotan modus ban gembos pada April lalu. Selain di Paseban, peristiwa serupa terekam kamera sebuah CCTV SPBU Shell di Kemayoran, Jakarta Pusat, awal November lalu.

Dari rekaman CCTV terlihat, korban berhenti di pintu keluar SPBU. Seorang pelaku, sebut saja A, duduk di samping kiri mobil korban. Seorang pelaku, B, menghentikan sepeda motornya di pinggir jalan dekat SPBU. Pelaku lain, C, yang juga naik sepeda motor, mendekati korban memberi tahu ban mobilnya kempis. Pengendara mobil tersebut kemudian memeriksa ban mobilnya.

Saat itulah A membuka pintu dan mengambil barang milik korban. Ia lalu dijemput oleh B dan mereka langsung kabur.

Rekaman-rekaman itu menjadi salah satu petunjuk polisi untuk mengejar dan hingga akhirnya penyidik Subdit Ranmor Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap komplotan tersebut.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ferdi Sambo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/11), mengatakan, pelaku tidak hanya tiga, tetapi lima orang yang kini ditangkap. Mereka adalah SAM (25), RAH (24), CHOI (27), IP (36), dan ISH (36) yang ditangkap pada 13 dan 16 November di Kemayoran, Jakarta Pusat, dan di Jalan BKT, Jakarta Timur.

Ferdi menyebutkan, komplotan ini sangat meresahkan warga. Mereka telah beraksi 29 kali di sejumlah kawasan di Jakarta.

Pengendara, terutama yang mengendarai seorang diri, harus waspada. Tersangka mencari sasaran mobil di daerah macet, baru keluar dari berbelanja, atau dari SPBU. Tersangka memantau mobil yang di dalamnya ada barang berharga," katanya.

Kepala Subdit Ranmor Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Budi Hermanto mengatakan, dari para pelaku, polisi menyita barang bukti berupa tiga motor yang digunakan sebagai sarana kejahatan. Selain itu juga disita 11 telepon genggam, uang tunai Rp 5 juta lebih, dan lima laptop hasil kejahatan. Mereka dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara.

Ferdi mengimbau warga lain yang merasa menjadi korban kelompok kejahatan ini berani melapor kepada polisi. Dari 29 kali pengakuan pelaku beraksi, polisi baru mendapatkan sekitar 15 laporan dari korban.

Budi menambahkan, polisi sulit menggulung kelompok ini karena mereka beregenerasi. Apabila ada kelompok yang tidak tertangkap seluruhnya, mereka akan membentuk kelompok baru. Menurut Budi, kelompok ini juga sulit diringkus karena beraksi sangat terencana.

Budi meminta jika ada orang yang memperingatkan ban gembos, pengendara waspada dan memilih berhenti di tempat aman. Pengendara sebaiknya tidak menaruh barang berharga, seperti laptop, telepon genggam, dan dompet, yang mudah terlihat dari luar mobil. (RAY)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 November 2015, di halaman 26 dengan judul "Waspada jika Diperingatkan "Ban Gembos"".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com