JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku banyak diberi pertanyaan oleh auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perihal kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.
Pemeriksaan Basuki berlangsung selama 9 jam, mulai dari pukul 09.00-18.00.
"Pokoknya (ditanya) 8 halaman kira-kira," kata Basuki, di Gedung BPK, Senin (23/11/2015).
Selama itu, Basuki mengaku tidak tegang maupun kesal. Ia justru menikmati proses pemeriksaan. Bahkan, ia mengaku mendapat banyak jamuan enak dari BPK.
"Tadi aku pikir harus bawa makanan. Ternyata enggak, saya dikasih teh, buah, makanan, wah kenyang saya jujur saja," kata Basuki.
Selain itu, ia mengklaim kedatangannya ke BPK bukan untuk diperiksa. BPK, kata Basuki, hanya meminta keterangan dari dirinya perihal keputusan Pemprov DKI membeli 3,7 hektar lahan RS Sumber Waras.
Keterangan-keterangan yang diberikan Basuki itu akan menjadi barang bukti di pengadilan. (Baca: Setelah Sembilan Jam Diperiksa, Ahok Minta Maaf kepada BPK)
"Pokoknya ini lebih enak daripada diperiksa-periksa. Ini tuh bukan investigasi, saya cuma datang minta keterangan, terus kami ngobrol-ngobrol dan termasuk saya cerita kenapa saya jadi politisi. He-he-he," kata Basuki tertawa.
Saat tiba di BPK, Basuki sempat marahi auditor karena tidak diizinkan merekam pemeriksaan. (Baca: Pemeriksaan Tanpa Dokumentasi, Ahok Berdebat dengan Pejabat BPK )
Kasus pembelian lahan RS Sumber Waras bermula setelah BPK menemukan wanprestasi.
Pemprov DKI membayar lahan sebesar Rp 755 miliar. BPK menemukan adanya indikasi kerugian daerah sebesar Rp 191 miliar.
Hal tersebut pertama kali diungkap dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI tahun 2014. (Baca: Diperiksa BPK, Ahok Hadapi 12 Orang)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.