Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar, Pembunuh Siswi Madrasah yang Gemar Bermain dengan Bocah

Kompas.com - 30/11/2015, 06:05 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepintas, tidak ada yang mencurigakan dari sosok Rizal Anwar, salah satu penghuni Rusun Karet Tengsin, Jakarta Pusat.

Pria berumur 24 tahun dengan postur tubuh kecil ini sehari-hari mencari sesuap nasi dengan menjadi tukang parkir di pasar dekat rusun. Namun, pada Minggu (29/11/2015) siang, Anwar disambut layaknya penjahat kelas kakap oleh tetangganya sendiri, sesama penghuni rusun.

Anwar menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap AAP (12) sebagai tersangka pada Minggu siang. (Baca: Reka Ulang Pembunuhan Siswi Madrasah Ricuh)

Rusun Karet Tengsin menjadi tempat rekonstruksi pertama yang mengungkap awal mula pembunuhan terjadi.

Koordinator petugas keamanan rusun, Matrik (42), menceritakan bagaimana keseharian Anwar yang sudah menetap di salah satu bedeng dekat rusun lima tahun terakhir.

Anwar tinggal dengan istrinya dan dua orang anak yang masih kecil. Mereka termasuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. (Baca: "Kok Saya Dipukul, Om?")

"Di sini, pelaku itu numpang mertuanya. Dia jagain motor-motor di pasar, jadi tukang parkirnya. Kerjanya cuma dari pagi sampai pukul 09.00 WIB, habis itu dia sering keluyuran di sekitar sini," kata Matrik kepada Kompas.com, di sela-sela proses rekonstruksi.

Waktu kosong sehabis kerja itu sering dimanfaatkan Anwar untuk bermain dengan anak-anak sekolah berusia belasan tahun. Salah satu yang sering diajak main adalah AAP.

Bocah perempuan yang masih punya hubungan saudara dengannya itu sering terlihat bersama di lingkungan rusun. Namun, selama ini, sama sekali tidak ada kecurigaan terhadap Anwar jika dia tega memerkosa dan membunuh AAP secara sadis.

"Kalau kelihatan bareng, sering. Tapi warga sini kaget juga dia sampai begitu. Orangnya pendiam. Dia suka jajanin anak-anak di sini juga," tutur Matrik. (Baca: Pembunuh Siswi di Jasinga Kerap Memberi Korban Uang Jajan)

Tidak ada satupun warga yang melihat saat-saat di mana Anwar mengajak AAP pergi dari rusun untuk diperkosa di hutan Jasinga, Bogor, Jawa Barat, 22 Oktober 2015 lalu.

Padahal, dari tempatnya membujuk AAP dengan ajakan untuk bermain, harus melewati warung-warung dan lantai dasar rusun yang ramai penghuninya.

Peristiwa itu terjadi saat siang hari, saat di mana seharusnya ramai penghuni yang dapat melihat Anwar mengajak AAP pergi dengan sepeda motor. (Baca: RZ Sempat Hadiri Pemakaman Korbannya )

Hubungan keluarga dekat

Hubungan keluarga AAP dengan keluarga Anwar cukup dekat. Mertua Anwar adalah kakak dari ayah AAP yang telah meninggal dunia.

Ibu dan kakak AAP sama sekali tidak menaruh curiga kepada Anwar, meski setelah memerkosa dan membunuh, Anwar berpapasan dengan mereka yang sedang mencari AAP.

Awalnya, AAP dikira hanya bermain di tempat temannya sampai larut malam. Tetapi, sampai menjelang tengah malam, AAP tak kunjung pulang. Orang yang ditemui malah Anwar, sosok tukang parkir, kerabat, yang sebenarnya pemerkosa dan pembunuh AAP.

"Dia (Anwar) malah nanya-nanyain saya sama ibu terus, 'serius AAP hilang?' Mukanya kelihatan kaget. Bisa-bisanya dia ngomong begitu, padahal habis sama adik saya," ujar Angga (22), kakak AAP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com