Menurut Basuki, Lasro menemuinya untuk menanyakan alasan pemecatan dari jabatan kepala Inspektorat DKI.
"Ya, dia tanya saja, apa salah dia sampai diberhentikan (dari pejabat DKI)" kata Basuki. (Baca: Wajah Tanpa Senyum Lasro Marbun Usai Bertemu Ahok)
Basuki mengatakan, pemberhentian Lasro dari jabatannya itu ialah untuk menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pasalnya, dalam pemeriksaan pada Senin (23/11/2015), BPK menganggap Basuki mengamankan posisi Lasro dan mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Andi Baso Mappapoleonro dengan memberikan jabatan kepala inspektorat kepada Lasro dan jabatan kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI kepada Andi Baso.
Basuki pun berharap pemberhentian Lasro dan Andi Baso ini bisa mendorong kedua orang tersebut untuk mengungkapkan lebih banyak kemungkinan adanya permainan anggaran di Pemprov DKI, termasuk yang berkaitan dengan pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.
"Ya gue tes saja, berhentiin. Saya bilang, saya ingin lihat mereka 'nyanyi' atau enggak," kata Basuki. (Baca: Ahok Tidak Mau Lasro dan Andi Masih Menjabat)
Lasro menemui Basuki dengan didampingi tiga pegawai negeri sipil (PNS) DKI lainnya. Tanpa senyum dan berkomentar apa pun, Lasro meninggalkan Balai Kota. "Terima kasih," kata Lasro kepada wartawan.
Pada Jumat (27/11/2015) lalu, Basuki menurunkan jabatan Lasro menjadi staf. Posisi kepala Inspektorat DKI kini diduduki Meri Ernahani. (Baca: Lulung Tuding Lasro Marbun Biang Kerok Kasus UPS)
Basuki memecat Lasro dengan alasan keterkaitan Lasro dengan kasus dugaan korupsi uninterruptible power supply (UPS) pada APBD Perubahan 2014. Saat pembelian perangkat itu, Lasro menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.