"Benar kan? Gubernur jadikan PNS seperti kelinci percobaan. Dia ngaku sendiri tuh kalau Pak Lasro Marbun diberhentikan untuk ngetes," ujar Syarif di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (1/12/2015).
Hal ini untuk menanggapi ucapan Basuki yang mengaku sedang mengetes Lasro dan Andi. Dia ingin melihat apakah Lasro dan Andi akan megungkap banyak fakta terkait kasus uninterruptible power supply (UPS) jika sudah tidak berada di posisi manapun.
Dulu, Syarif memang pernah menyebut Basuki menjadikan PNS-nya sebagai kelinci percobaan karena perombakan yang sering dilakukan Basuki.
Sampai saat ini, kata Syarif, tidak ada kesalahan fatal yang dilakukan Lasro hingga pantas dicopot.
Dia menganggap Basuki berlebihan jika jabatan yang dipegang Lasro bisa memengaruhi penyidikan Bareskrim.
Dia juga bingung dengan pencopotan Andi Baso sebagai Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD). Sebab, Andi telah berkali-kali dipindahkan meski tidak berbuat kesalahan fatal.
"Lagi pula Andi Baso apa sih korelasinya dengan tahun sekarang? Dia kan dari di Bappeda terus jadi Asda (Asisten Sekda). Terus diputar lagi ke BPLHD lalu sekarang ke Diklat, enggak kelar kelar," ujar dia.
Sehingga, Syarif menegaskan bahwa Basuki masih belum memiliki indikator yang jelas ketika merombak pejabat.
"Kalau saya diminta untuk berdiskusi dengan Pak Gubernur membicarakan format perombakan yang benar, saya siap berdiskusi," ujar dia.
Sebelumnya, Basuki mencopot Lasro Marbun dari jabatan Kepala Inspektorat DKI dan Andi Baso sebagai Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI.
Ternyata, pencopotan keduanya terkait kasus uninterruptible power supply (UPS) yang persidangannya sedang berproses.
Saat pembelian perangkat itu, Lasro merupakan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Selain pengadaan UPS, ada pula pengadaan scanner serta perangkat canggih lainnya untuk pendidikan.
Selain Lasro, Basuki juga mencopot jabatan Andi Baso Mappapoleonro. Saat pelaksanaan program siluman, Andi Baso merupakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.