JAKARTA,KOMPAS.com — Berdasarkan hasil survei cepat yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kematian puluhan ribu ikan di sepanjang Pantai Ancol diakibatkan oleh meledaknya populasi fitoplankton serta peningkatan kadar fosfat dan nitrat.
"Hasil penelitian dari sampel yang kami ambil tadi siang memperlihatkan bahwa booming-nya populasi fitoplankton jenis Coscinodiscus spp," ujar Indra Bayu Vimono, anggota dari Tim Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, kepada Kompas.com, Selasa (1/12/2015).
Menurut Bayu, dari hasil pengamatan, jumlah fitoplankton tersebut mencapai 1-2 juta sel per liter. Karena itu, lanjut Bayu, fitoplankton tersebut yang menyebabkan minimnya kadar oksigen di air laut Jakarta.
"Dari tujuh titik, tiga lokasi menunjukkan bahwa kadar oksigen yang tersedia jumlahnya jauh dari normal, yakni hanya sebesar 0,765 ml/l atau 1,094 mg/l," ungkap Bayu.
Bayu menjelaskan, dalam keadaan normal, seharusnya kadar oksigen mencapai 4-5 mg per liter.
"Nah, oksigen yang rendah inilah menjadi pemicu kematian ikan secara massal," kata Bayu.
Peningkatan kadar fosfat dan nitrat
Selain itu, dari survei lapangan, para peneliti LIPI mengamati kondisi air laut di Pantai Ancol stagnan karena hanya ada satu pintu di arah laut.
Keadaan perairan seperti ini mengakibatkan pertumbuhan algae menjadi cepat dan penurunan oksigen secara cepat dalam skala lokal.
Menurut Bayu, penambahan fosfat dan nitrat dapat pula disebabkan oleh air hujan yang mengalir dari daratan, air sungai, dan saluran pembuangan.
Sebelumnya, pagi tadi, LIPI melakukan pengambilan sampel berupa air, kimia air, fitoplankton, ikan mati, dan diesel oksigen di lokasi tempat ditemukannya puluhan ribu ikan mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.