Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Polisi "Nakal" Tawarkan Titip Denda Tilang Diunggah ke YouTube

Kompas.com - 02/12/2015, 07:30 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi polisi menawarkan penitipan denda tilang terekam kamera. Rekaman tersebut tersebar di YouTube dan diunggah oleh akun Peristiwa Baru pada 7 Oktober 2015 dengan judul "Aksi Pungli Polisi di Tebet, Jakarta Selatan".

Rekaman itu memperlihatkan sopir mobil yang diberhentikan polisi bertanya terkait tidak dipakainya surat tilang. Polisi memakai rompi hijau tersebut menawarkan diri untuk dititipkan uang denda tilang sopir.

"Kalau pakai surat tilang, SIM-nya diambil. Makanya itu, kalau mau dibantu, saya tulis di sini terus dibayarin ke BRI," kata polisi.

"Jadi bapak yang bayar?" tanya sopir.

"Iya. Kalau pakai surat ini (tilang warna merah), SIM-nya (surat izin mengemudi) diambil," jawab polisi lagi.

Mendengar jawaban tersebut, sopir menanyakan surat tilang warna biru. Namun, polisi menjawab tak ada.

Tak berselang lama, polisi meminta penumpang untuk tidak memfoto dirinya. Setelah itu, sopir tampak memberikan uang ke polisi tersebut. "Dan ini udah," kata sopir sambil memberikan uang.

Namun, polisi masih meminta penumpang dalam mobil untuk menghapus foto dirinya. Setelah itu terjadi cekcok mulut antara polisi dengan sopir dan penumpang dalam mobil tersebut.

Bahkan, salah satu penumpang berteriak dan mengaku sebagai dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

"Kami dosen, Pak, kami dosen, dosen Unpad. Saya dari Unpad. Saya masukkan YouTube bapak," ancam penumpang.

Polisi tampak masih tak puas. Sopir pun berulang kali menyebut bahwa sudah memberikan uang kepada polisi tersebut.

"Apa, Pak? Kenapa, Pak? Bapak sudah ambil uangnya," kata sopir.

Polisi kembali berbicara dan meminta SIM sopir tersebut, tetapi sopir menolak. "SIM apalagi? Bapak tadi sudah tilang kan," kata sopir.

"Ya udah sini (SIM-nya)," timpal polisi.

Polisi tersebut lalu menanyakan hubungan antara dosen di Unpad tadi. "Profesor, ini anak saya ini," kata penumpang lainnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com