"Tidak ada cekcok sama sekali. Kami hanya dapat kabar ada yang mau berangkat ke Jakarta ikut demo. Kami cuma mau data siapa saja yang mau berangkat, tahu-tahu anggota saya dipukul. Kami juga tidak menghalangi mereka pergi," kata Awaludin kepada Kompas.com, Rabu (2/12/2015) sore.
Awaludin mengungkapkan kronologi peristiwa hingga terjadi pemukulan oleh para mahasiswa.
Saat sedang berpatroli, anggota Polsek Kelapa Dua, yaitu Kanit Intel Inspektur Satu Habib dan anggotanya Brigadir Wiwit, menemukan ada sekelompok mahasiswa yang diduga akan mengikuti unjuk rasa AMP di Bundaran Hotel Indonesia.
Habib menghampiri mereka dan menanyakan tujuan kepergian mereka.
"Tapi, tiba-tiba Habib mau dipukul, tapi dia menghindar, terus jatuh. Cuma, karena jatuhnya tidak siap, tangan kirinya tidak menumpu badannya dengan baik, tangan kiri dia patah. Yang kena pukul Wiwit, di bagian bibir," kata Awaludin.
Sampai hari ini, Habib masih dirawat secara intensif di rumah sakit. Sementara itu, Wiwit masih tetap bisa bertugas setelah mendapat penanganan pertama seusai dipukul kemarin.
Dari kejadian tersebut dan laporan yang dibuat Habib di Mapolda Metro Jaya, dua mahasiswa ditetapkan sebagai tersangka pengeroyokan polisi.
Penetapan status tersangka berdasarkan dua alat bukti, yaitu visum dan laporan Habib selaku korban. Nama dua mahasiswa itu masih dirahasiakan.
Sebelumnya diberitakan, Habib dan Wiwit jadi korban penganiayaan oleh 22 mahasiswa yang menyewa dua mobil angkot di kawasan Summarecon Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Selasa (1/12/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.