Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Regulasi Berubah-ubah, Persiapan Pilkada Serentak Dinilai Tak Matang

Kompas.com - 05/12/2015, 15:43 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, menilai, proses persiapan Pilkada Serentak 9 Desember 2015 belum matang.

Hal tersebut dilihatnya dari regulasi yang kerap berubah-ubah dan tidak pasti.

"Misalnya ada daerah yang tinggal satu calon, ada daerah yang tiba-tiba menjelang pemungutan suara didiskualifikasi. Ini jadi salah satu contoh persiapan yang kurang mantap dari penyelenggara pilkada," kata Sebastian di Jakarta, Sabtu (5/12/2015).

Ia juga memaparkan tentang peraturan baru terkait negara mencoba membantu menyuntikkan biaya kampanye untuk menekan biaya politik calon kepala daerah.

Hal tersebut, menurut dia, tidak banyak membantu. Sebab, para calon kepala daerah juga melakukan sosialisasi jauh hari sebelum kampanye.

"Pengalaman saya, negara ikut membantu setelah ada kepastian siapa calon. Tapi, 1-2 tahun sebelum itu kan harus sosialisasi."

"Saya sendiri menghabiskan biaya sangat besar untuk sosialisasi," ujar pria yang pernah mencalonkan diri sebagai calon Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

Adanya calon kepala daerah yang pada saat-saat terakhir didiskualifikasi, menurut Sebastian, juga menjadi salah satu permasalahan dalam Pilkada Serentak.

Ia mengkhawatirkan, jika tidak diantisipasi dengan baik konflik pencalonan tersebut akan pecah pada hari H atau setelah hari H pemungutan dan penghitungan suara.

"Kita harap betul, dengan segala kekurangan persiapan yang ada selama ini, tetap saja kita akan punya ratusan kepala daerah baru setelah tanggal 9."

"Mereka itu orang-orang yang diharapkan bisa mengubah Indonesia mulai dari daerah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com