Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Penumpang Ketinggalan Kereta

Kompas.com - 05/12/2015, 16:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari lalu di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, ada seorang penumpang pria mengamuk karena ketinggalan kereta yang menuju ke Bogor.

Ia sudah susah payah berlari dari jalur dua (datang dari Bekasi). Perjuangannya melintas terhalang kereta di jalur lima.

Posisinya yang berada di tengah menyebabkan ia harus menunggu kereta jalur lima berangkat terlebih dahulu.

Ketika baru menyeberang, eh commuter line telah menutup pintu dan bergerak meninggalkan jalur enam.

Akibatnya, penumpang pria tersebut ngamuk, marah dan mengumpat sejadi-jadinya.

Sasaran kemarahan penumpang, tentulah petugas yang paling dekat jaraknya dengan dia, yaitu PKD. Penumpang pria itu memarahi dan membentak-bentak petugas tersebut.

PKD yang menjadisasaran kemarahan, berusaha menjelaskan dengan tenang, tetapi orang itu tetap tidak menerimanya.

Ia masih meracau beberapa waktu lamanya. Untunglah petugas tersebut cukup sabar dan tidak menanggapi kemarahan penumpang. Ia lalu melanjutkan tugasnya menjaga perlintasan.

Cerita di atas mungkin juga terjadi pada penumpang lainnya yang biasa transit di Stasiun Manggarai. Stasiun ini boleh dikatakan sebagai stasiun transit yang paling ramai dan padat.

Di sinilah orang-orang berganti kereta karena tujuan akhirnya tidak bisa langsung menggunakan satu jalur.

Ada yang mau melanjutkan perjalanan ke arah Tanah Abang, Duri atau Angke, ada yang mau ke Jatinegara dan Bekasi, ada pula yang sampai stasiun Jakarta Kota.

Jalur paling sibuk adalah Bogor-Jakarta Kota dengan jumlah commuter line terbanyak.

Sebagai stasiun transit paling padat, maka ratusan orang pindah jalur dalam jangka waktu beberapa menit saja. Maklum, masing-masing mengejar kereta yang dibutuhkannya.

Hal itu tidak menjadi masalah bila sarana untuk pindah jalur cukup memadai, aman dan nyaman untuk dilintasi.

Namun, sampai saat ini, para penumpang harus melintasi rel agar bisa pindah jalur commuter line.

Walau sekarang sedang dibangun terowongan bawah tanah untuk pindah jalur, tetapi prosesnya memakan waktu lama.

Setelah beberapa bulan, hingga kini terowongan itu belum juga selesai. Alhasil para penumpang harus melintasi beberapa rel sebelum ke jalur kereta yang diinginkan.

Ini tidak mudah, karena kedatangan kereta silih berganti sehingga ketika mau menyeberang, ada saja commuter line yang menghalangi jalan penumpang.

Sedangkan kereta yang dituju sudah terparkir di jalurnya. Jika terlambat mengejar kereta tersebut, penumpang terpaksa menunggu kereta berikutnya. (Muthiah Alhasany)

Selengkapnya bisa dibaca di laman Kompasiana dengan judul "Salah Jalur, Berlarian, Bertubrukan di Stasiun Manggarai"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompasiana
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com