Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Metromini Disarankan "Pindah Partai"

Kompas.com - 07/12/2015, 20:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Antonius Kosasih menyarankan pengusaha metromini untuk berpindah ke perusahaan lain yang lebih berpeluang bekerja sama dengan perusahaannya.

Kosasih menilai saran tersebut merupakan solusi terbaik ketimbang pengusaha menunggu damainya dua manajemen PT Metromini yang tengah berseteru.

"Dengan seizin gubernur dan dukungan Dishubtrans, para pemilik metromini bisa "pindah partai" ke perusahaan angkutan umum pengumpan yang mau bekerjasama dengan transjakarta," kata Kosasih saat dihubungi, Senin (7/12/2015).

Menurut Kosasih, Dishubtrans siap menambah jatah kuota perusahaan bus yang mau menampung para pengusaha metromini. Penambahan kuota akan dibarengi dengan pengurangan kuota milik PT Metromini.

Kosasih mengatakan sejumlah pengusaha metromini tertarik dengan usulan tersebut. Salah satunya Azas Tigor Nainggolan.

"Saya pernah bicara dengan Pak Azas Tigor Nainggolan terkait skema ini. Beliau pada waktu itu menyatakan itu hal yang baik karena bagi para pemilik bus yang penting busnya beroperasi dan menghasilkan pendapatan," ujar dia.

Menawarkan pelaku usaha transportasi bergabung dengan PT Transjakarta merupakan solusi untuk memperbaiki angkutan umum di Jakarta.

Pelaku usaha yang mau bergabung diwajibkan menyediakan bus yang laik sesuai standar transjakarta. Nantinya, mereka akan berkontrak dengan sistem pembayaran rupiah per kilometer.

Dengan demikian, pelaku usaha tidak perlu lagi mewajibkan sopirnya untuk mengejar setoran. Sejauh ini, baru Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) yang dinilai siap untuk berintegrasi dengan PT Transjakarta.

Hal serupa tidak berlaku untuk PT Metromini. Penyebabnya, karena masih adanya dualisme manajemen. Manajemen PT Metromini diketahui terpecah menjadi dua.

Tercatat ada dua orang yang saat ini menyatakan diri sebagai pimpinan manajemen yang sah, masing-masing atas nama TH Panjaitan dan Nofrialdi. Kondisi tersebut sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, selama konflik manajemen yang terjadi di PT Metromini tak terselesaikan, sulit bagi para pengusaha metromini untuk bergabung dengan PT Transjakarta.

Sebab, kata Andri, PT Transjakarta tidak mungkin mengadakan kerja sama dengan pihak yang masih terlibat sengketa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com