Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Bersedia Tutup Pelintasan Sebidang, tetapi Minta KAI Bangun Pagar Penghalang

Kompas.com - 08/12/2015, 14:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersedia menutup 19 pelintasan sebidang jalan raya dan rel kereta yang dinilai rawan di Ibu Kota.

Namun, mereka meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) membangun pagar untuk menutup pelintasan-pelintasan tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, pembangunan pagar harus dilakukan agar tidak ada masyarakat yang mencoba melintas di lokasi tersebut.

"Kalau seumpama kita bilang tutup, tetapi enggak ditembok, gimana? Percuma dong. Jadi, harus ditembok sehingga masyarakat mau tidak mau menggunakan flyover yang ada," kata Andri di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/12/2015).

Menurut Andri, penutupan pelintasan sebidang di Jakarta memang menjadi kewenangan Pemprov DKI. Namun, pembangunan pagarnya menjadi tanggung jawab dari PT KAI.

Andri mengatakan, jajarannya dan PT KAI pada siang ini akan mengadakan pertemuan untuk membahas hal tersebut.

"Karena itu (rel kereta) 'rumah mereka', jadi pagarnya mereka yang membangun," ujar Andri.

Data Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mencatat, dari 55 pelintasan sebidang di Jakarta, sebanyak 19 di antaranya rawan dan harus segera ditutup.

Sembilan belas pelintasan itu tersebar di lima relasi perjalanan kereta, meliputi dua di relasi Duri-Tangerang, sembilan di jalur lingkar Jakarta, dua di Tanah Abang-Serpong, satu di Manggarai-Bekasi, dan lima di Manggarai-Bogor.

Dari 19 pelintasan yang rawan dan harus ditutup, satu di antaranya adalah pelintasan sebidang yang berlokasi di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat.

Pelintasan sebidang di Tubagus Angke adalah lokasi kecelakaan antara kereta rel listrik (KRL) commuter line dan sebuah metromini pada Minggu (6/12/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com