Suasana rapat yang awalnya tenang dan kondusif, langsung ramai karena sorak sorai riuh pegawai negeri sipil (PNS) DKI.
Keriuhan bermula ketika Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah memanggil Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI untuk memaparkan anggarannya.
"Bagaimana, Dinas Perhubungan ada yang berubah enggak?," tanya Wakil Ketua Banggar DPRD DKI Mohamad Taufik kepada Kepala Dishubtrans DKI Andri Yansyah, di Gedung DPRD DKI, Sabtu (12/12/2015).
"Siap. Tidak ada, Pak," jawab Andri.
"Terus, ngapain datang ke sini?," tanya Taufik sambil tertawa.
Suasana ruang Banggar pun langsung riuh.
"Diundang, Pak," kata Andri lagi.
"Pulang.. Pulang.. Dishub pulang," seru PNS Dishubtrans DKI yang mengikuti rapat sambil bertepuk tangan.
"Tunggu.. Tunggu.. Dinas Perhubungan, pergantian mesin sudah belum," tanya anggota Banggar DPRD DKI Bestari Barus.
"Siap, Pak," jawab Andri.
"Siap bagaimana, siap sudah apa siap belum?," tanya Bestari.
"Sudah Pak. Mesin yang lama usul penghapusan, Pak," kata Andri.
Kemudian Bestari bertanya apakah Dishubtrans DKI berencana mencopot rambu lalu lintas "Dilarang Parkir" dan "Dilarang Stop" di sepanjang Jalan Kebon Sirih.
"Ada enggak anggaran copot letter P sama S? Banyak parkir sembarangan di Kebon Sirih. Enggak guna rambu itu," kata Bestari.
"Siap. Ini sedang kami usulkan plotting (anggaran). Kami juga sudah sediakan banyak mobil derek. Pak," kata Andri lagi.
"Ya sudah tanda tangan dan print dulu. Dishub (Dishubtrans) boleh pulang," kata Taufik yang disambut sorak sorai meriah dari pegawai Dishubtrans DKI.