JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah empat hari berlalu sejak insiden lift yang jatuh di Gedung Nestle, Komplek Perkantoran Arkadia, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (10/12/2015) lalu.
Polisi masih menyelidiki penyebab lift yang jatuh hingga menyebabkan dua orang karyawan meninggal dunia dan satu orang patah tulang. Dugaan sementara, lift tersebut jatuh karena tali utama atau main rope dari lift terlepas. Lantas, hal apa sebenarnya yang bisa memicu terjadinya hal seperti itu?
"Soal perawatan. Kalau semua standar perawatan sudah benar, tidak mungkin ada kejadian kayak begitu," kata pakar perawatan bangunan Institut Teknologi Bandung (ITB) Dharma S Pohan saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/12/2015).
Dharma menjelaskan, perawatan lift pada umumnya dilakukan dengan berbagai metode dan jangka waktu tertentu, mulai dari harian, mingguan, hingga perawatan bulanan.
Jika memang ada dugaan tali utama terputus, seharusnya, bisa terlihat secara fisik oleh petugas saat perawatan atau pemeriksaan harian. (Baca: Sebelum Jatuh, Lift Gedung Nestle Sempat Bermasalah)
"Saya katakan, tidak ada lift yang bermasalah kalau perawatannya baik. Kalau bisa sampai jatuh, pasti perawatannya tidak memadai," tutur Dharma.
Hal lainnya yang penting, menyinggung soal pihak yang melakukan perawatan. Biasanya, ada dua macam pihak yang khusus merawat dan memeriksa lift, yaitu pihak luar atau perusahaan lain, dan pihak di dalam gedung itu sendiri atau yang biasa dikenal dengan sebutan inhouse.
Jika hal itu bisa diketahui, maka dapat dengan mudah ditelusuri apakah lift yang jatuh sudah dirawat dengan benar atau tidak. (Baca: Pengelola Gedung Nestle Diduga Lalai Memperbaiki Lift)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.