JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku eksploitasi seksual yang tidak memiliki penyimpangan orientasi seksual, atau oportunis dinilai lebih berbahaya dibandingkan dengan paedofil. Sebab, keberadaan para oportunis ini dinilai sulit diketahui.
"Pedofilia tidak bisa berhubungan dengan orang dewasa, maka dari itu mereka hanya mengincar anak-anak. Biasanya mereka terdata dan diketahui ada di mana saja," kata Office of The Attorney General of Thailand, Wanchai Roujanavong saat Konferensi Regional "Perlindungan dan Rehabilitasi bagi Anak Korban Eksploitasi Seksual di Asia Tenggara" di Hotel Pullman Jakarta, Senin (14/12/2015).
"Tetapi oportunis bisa berhubungan dengan siapa saja, itu lebih berbahaya. Oportunis ada di mana-mana. Mereka bisa berhubungan seks dengan anak-anak saat kesempatan ada," kata dia lagi.
Roujanavong menilai aksi para oportunis ini bisa dicegah jika negara menerapkan sanksi yang tegas terhadap pelaku eksploitasi seksual terhadap anak itu. (Baca: Mayoritas Pelaku Eksploitasi Seksual Anak Justru dari Orang Normal)
"Negara harus punya aturan hukum yang kuat yang bisa menghukum pelaku seberat-beratnya. Ciptakan lingkungan yang membuat mereka tidak punya kesempatan," ucap Roujanavong.
Sebelumnya, End Child Prostitution Child Pornography and Trafficiking of Children for Sexual Purposes (ECPAT) menyatakan bahwa mayoritas kasus eksploitasi seksual terhadap anak justru bukan dilakukan oleh pengidap pedofilia, melainkan oleh orang biasa yang memiliki kehidupan normal.
"Mereka orang dewasa yang tetap melakukan hubungan seksual dengan orang dewasa lainnnya, menikah, dan memiliki anak," kata Board of ECPAT Indonesia Ahmad Marzuki.
Menurut Marzuki, kebanyakan kasus eksploitasi seksual terhadap anak terjadi bukan dilatarbelakangi kelainan orientasi seksual si pelaku dan korbannnya, melainkan terkait gaya hidup. (Baca: Kasus Paedofilia Marak, MUI Nyatakan Darurat Akhlak)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.