Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Mogok Massal, Metromini Kini Miliki Spidometer dan Rem Tangan

Kompas.com - 22/12/2015, 19:40 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasca-mogok massal sopir metromini se-DKI Jakarta pada Senin (21/12/2015) lalu, kini beberapa bus oranye itu tampak sudah diperbaiki.

"Sekarang mobilnya sudah dilengkapi spidometer dan rem tangan," kata sopir Metromini S-71 Blok M-Bintaro, Bari (57), kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Ia menambahkan, spidometer serta rem tangan dan kaki pada kendaraannya dapat berfungsi dengan baik. Namun, meski berfungsi, kotak spidometer metromini tersebut tampak usang dan tua.

Rem tangan yang digunakan tampak diakali dengan menggunakan rem mobil biasa. Selain itu, beberapa kabel setir masih terurai dan tampak tidak rapi. Bari kini telah memiliki kartu pengenal pengemudi (KPP) sebagai bagian dari kelengkapan data dirinya.

"KPP-nya baru diperbarui lagi. Sebelumnya saya enggak memedulikan ini," ujar pria itu.

KKP milik Bari juga diisi lengkap dengan data nomor keanggotaan hingga masa berlaku kartu itu. Sementara itu, KKP milik sopir Metromini S-610 Blok M-Pondok Labu, Lino (38), tidak sama seperti milik Bari.

Tanda pengenal pria itu kosong dan tidak terisi data apa pun. Hanya sebuah foto ukuran 4 x 6 tertempel di sana.

"Saya waktu dapat ya hanya begini, kosong melompong. Ini juga harus bayar Rp 25.000," ungkap Lino.

Serupa dengan bus yang dikendarai Bari, walau sudah dilengkapi spidometer serta rem tangan dan kaki, alat kemudi metromini milik Lino pun sudah agak usang. Bahkan, cat langit-langit bus pun tampak retak. Namun, Lino mengakui bahwa metromininya baru melalui uji kelayakan pada bulan lalu.

"Mobil ini juga baru diuji kir, jadi sudah pasti laik jalan. Soalnya juga ada pengecekan fisik," tutur Lino.

Berbeda dengan kedua metromini sebelumnya, bus S-69 Blok M-Ciledug yang dikendarai oleh Budiman (54) tidak memiliki alat-alat tersebut. Spidometer tidak aktif, rem tangan pun tidak ada.

"Iya, memang belum dipasangi spidometer dan rem tangan," ucap Budiman.

Sementara itu, ketika disinggung mengenai masalah rem kaki, dia mengaku perangkat itu tidak terlalu pakem, tetapi bisa disiasati.

"Enggak pakem-pakem banget, ya tergantung orangnya yang bawa saja gimana," kata Budiman.

Keadaan alat kemudi yang didominasi warna hitam itu terlihat sudah menua. Penutup rangka di sekitar alat kemudi pun tak ada sehingga kabelnya tampak terurai dan tidak teratur.

Sementara itu, kondisi bangku paling belakang bus itu juga berbeda dengan metromini kebanyakan. Walau terbuat dari busa, kursi itu dilapisi kulit jok yang sudah sobek-sobek. Adapun Budiman mengaku tidak memiliki KPP.

"Iya, saya juga enggak punya KPP," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com