Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah SABDA, Tempat Belajar Menghargai Perbedaan Antar Umat Beragama

Kompas.com - 26/12/2015, 10:03 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemarin, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo banyak bercerita mengenai hebatnya toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Dia juga menceritakan salah satu program milik Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta bernama Sekolah Agama dan Bina Damai (SABDA), tempat untuk menyebarluaskan semangat toleransi itu.

"FKUB DKI yang diketuai Pak Syafii Muhfi, sudah sejak dua tahun lalu memprakarsai yang namanya SABDA. SABDA itu singkatan sekolah agama dan dan bina damai," ujar Suharyo di Gereja Katedral, Jalan Katedral, Jumat (25/12/2015).

Sekolah tersebut mengumpulkan perwakilan lima agama di Indonesia, baik yang berusia muda hingga tua. Mereka akan belajar untuk saling mengenal secara pribadi maupun agama selama lima hari.

Suharyo bercerita lokasi pelaksanaan sekolah ini bermacam-macam. Sekolah ini pernah dilaksanakan di kantor PGI (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia) dan di Keuskupan Agung Jakarta. Bahkan sudah dibuat rencana untuk menggelar sekolah ini di sebuah pesantren.

"Hebat kan. Dari sini terlihat ada usaha kita untuk menjaga harmoni dan kerukunan itu," ujar Suharyo.

Berdasarkan informasi yang terdapat di fkub.org, SABDA yang terakhir diselenggarakan pada November 2015 lalu dengan tema "Meneguhkan Kembali Komitmen Kebangsaan Melalui Kerukunan Umat Beragama".

SABDA yang terakhir dibuka secara khusus oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat.

Ketika itu, Djarot mengatakan sekolah ini bisa menjadi cara untuk menekan kegiatan radikalisme di Jakarta. Sebab, menurut dia, tindakan radikalisme terjadi dari pihak yang kurang memiliki toleransi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com