Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"PNS DKI Sekarang Mah Sudah Berubah Drastis, Nilainya di Atas 100..."

Kompas.com - 30/12/2015, 10:41 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selalu mengatakan bahwa stigma pegawai negeri sipil (PNS) DKI di mata masyarakat begitu identik dengan sikap korup dan pemalas.

Bahkan, dia sampai berencana menggaet PNS DKI sebagai calon wakil gubernur untuk menghilangkan stigma tersebut.

Namun, apakah benar stigma PNS yang seburuk itu masih melekat di masyarakat Jakarta sampai sekarang?

"Sekarang mah sudah berubah drastis. Kalau saya bisa kasih nilai di atas 100, saya kasih di atas 100," ujar salah seorang warga Kelurahan Pegangsaan, Nita Hidayati, di Kantor Lurah Pegangsaan, Jalan Taman Amir Hamzah, Rabu (30/12/2015).

Nita memuji pelayanan PNS yang ada di tiap-tiap kelurahan. Sudah beberapa kali, Nita mengurus berbagai perizinan di Kantor Lurah Pegangsaan. Tidak pernah sekali pun dia dibuat kecewa. 

Dia juga memuji pelayanan PNS yang ada di tiap puskesmas. Dia mengatakan, PNS di puskesmas sangat ramah dan sabar dengan pasien yang datang.

"Di puskesmas itu, masya Allah.... Saya salut banget," ujar Nita.

Nita bercerita, dia memiliki kerabat seorang PNS DKI. Kini, kerabatnya itu tidak bisa lagi pulang kerja cepat seperti biasanya.

Sebelum pulang, kerabatnya harus terlebih dahulu menunggu untuk ikut apel pulang. Jika tidak, maka tunjangan kerjanya akan dipotong.

Bahkan tidak jarang, kerabatnya justru harus lembur karena masih memiliki banyak pekerjaan di kantor.

Melihat semua itu, Nita menyimpulkan, mental PNS kebanyakan sudah berubah, tidak lagi malas dan korup.

Nita tidak membantah bahwa bisa saja ada oknum PNS yang masih belum berubah secara mental. Namun, dia senang karena sebagian besar justru mulai berubah ke arah yang lebih baik.

Semua ini dia rasakan sejak masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Mungkin takut sama Pak Ahok kali, yah. Pokoknya, kalau menurut saya mah, pelayanan sekarang itu sempurna," ujar Nita.

Nita juga memuji pemerintahan di Jakarta yang berubah semenjak Joko Widodo dan Ahok (sapaan Basuki) masuk ke Jakarta, khususnya dalam hal Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar.

Dia bahkan mengaku sempat iri dengan saudara-saudaranya yang menikmati KJP. Sebab, ketika anak-anak Nita masih bersekolah dulu, belum ada program seperti itu.

"Saya kan punya adik, saya bilang, 'Kamu seneng banget udah sekolahin anak gratis. Dulu saya enggak ada kayak begitu.' Sekarang mah kalau ada anak enggak sekolah, itu bohonglah," ujar Nita.

Sama dengan Nita, warga lain di Kelurahan Pegangsaan, Agung, juga mengaku merasakan perubahan pelayanan PNS DKI.

Menurut dia, stigma PNS yang identik dengan malas dan korup adalah kisah lama.

"Yang korup masih ada juga kali yah, cuma enggak semua. Enggak bisa disamaratakan juga," ujar Agung.

Agung khususnya menyoroti masalah pelayanan PNS di puskesmas terhadap warga pengguna BPJS kesehatan.

Di sana, PNS DKI tetap ramah dalam memberi pelayanan kepada warga kalangan mana pun. Semua itu juga baru dia rasakan semenjak pemerintahan Jokowi-Ahok.

"Waktu istri saya meninggal kan sakit dulu. Kalau di RS swasta, bisa habis Rp 11 juta tuh. Kalau di puskesmas, gratis. Kayak gini baru sekarang-sekarang aja deh, sejak zaman Pak Jokowi di Jakarta ya," ujar Agung.

Namun, rupanya tidak semua warga yang berpikiran sama dengan Nita dan Agung.

Salah seorang warga Kelurahan Pegangsaan, Asmawati, masih menilai PNS sebagai sosok yang sering korup, terutama PNS yang memiliki jabatan tinggi.

"Kalau yang PNS bawah-bawah istilahnya mau korupsi apa. Nah, kalau yang di atas ini loh, sudah disumpah juga masih berani. Saya bingung sama yang seperti itu," ujar Asmawati.

Asmawati menilai, sikap korup sudah mendarah daging di seluruh lini instansi pemerintahan, khususnya PNS yang memiliki kewenangan atau punya jabatan.

Meski demikian, dia akui bahwa pelayanan di kelurahan sudah menunjukkan perbaikan.

"Memang kalau seperti di kelurahan ini, sudah bagus yah. Makanya saya juga senang sebenarnya sama Pak Ahok. Dia itu bagus, cuma sering disalahpahami orang," ujar Asmawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com