BEKASI, KOMPAS.com - Kakak-beradik perempuan berinisial SU (35) dan SK (29)harus berurusan dengan polisi karena mencuri di sebuah rumah di sekitar tempat tinggal mereka di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Rabu (6/1/2016) pagi.
Keduanya diinterogasi penyidik di Kantor Polsek Tarumajaya. Kepala Kepolisian Sektor Tarumajaya Ajun Komisaris James Silitonga mengatakan, kakak-beradik itu mencuri di rumah milik Andi Wiliam Wangso (34) di Perum Cluster Aralia II Blok HY32/37 Harapan Indah, Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
"Mereka dibekuk tanpa perlawanan," ujar James, Rabu siang.
Menurut dia, kakak-beradik ini telah merencanakan pencurian tersebut. Petugas kepolisian menemukan sebuah obeng di kantong celana pelaku yang diduga digunakan untuk mencongkel jendela.
Pencurian ini berawal saat rumah korban dalam keadaan kosong setelah pemiliknya berangkat kerja.
Saat melintas di lokasi rumah tersebut, kedua pelaku menghentikan kendaraannya di depan rumah.
SU lalu memanjat pagar rumah, kemudian SK mengamati situasi di luar rumah. Setelah sampai di teras rumah, kata James, SU membuka kaca jendela dengan cara mencongkelnya menggunakan obeng.
Setibanya di dalam rumah Andi, SU menggasak harta korban berupa satu unit ponsel, uang tunai Rp 300.000, dan uang tunai 25 dollar Singapura dengan total nilai Rp 1.350.000.
"Setelah berhasil mengambil harta korban, SU bergegas keluar lewat jendela dan mereka melarikan diri," ujar James.
Tanpa disadari, korban ternyata mengawasi aksi pelaku tersebut melalui CCTV yang terkoneksi secara online dengan ponsel korban.
Korban lalu melaporkan kejadian ini ke petugas keamanan setempat untuk mencegah pelaku.
"Mereka akhirnya ditangkap satpam perumahan di pintu gerbang saat hendak melarikan diri," ucap James.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tarumajaya Inspektur Satu Jefri menambahkan, dua perempuan itu mengaku nekat mencuri karena terdesak kebutuhan ekonomi.
SU yang merupakan ibu dari tiga anak ini mengaku gelisah karena tidak memiliki uang untuk keperluan berobat anak pertamanya.
Sementara itu, penghasilan suaminya sebagai kuli bangunan dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.