JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Jakarta International Container Terminal (JICT), Dani Rusli Utama, mengakui pihaknya mendapatkan surat pemberitahuan terkait informasi Serikat Pekerja (SP) JICT akan melakukan mogok kerja.
Diperkirakan, kata Dani, pihaknya akan merugi sekitar Rp 15 miliar akibat 50 persen dari jumlah karyawan seluruhnya apabila melakukan aksi mogok.
"Dimulai pukul 00.00 WIB dan jatuh pada Selasa (12/01/2016), ada 700-an karyawan yang bekerja di sini dan sekitar 50 persennya atau 400 karyawan JICT akan mogok kerja. Jika itu benar terjadi, kemungkinan besar kami merugi Rp 15 miliar lebih," kata Dani di ruangan pertemuan Kantor JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (11/01/2016).
Dikatakan Dani, pihak JICT tak hanya mengalami kerugian materil, namun kerugian itu bisa berdampak lebih luas di aktivitas pelabuhan Tanjung Priok.
"Jadi begini, Mogok ini bisa berdampak luar biasa. Karena mogok ini akan berdampak langsung ke perusahaan potensi, dan lain-lainnya. Banyak sekali. Ada yang jauh lebih besar kerugiannya. Yakni masalah kepastian pelayanan Pelabuhan di Tanjung Priok yang berdampak kepada kepercayaan pengguna jasa untuk menggunakan terminal," terangnya.
Dampak kepercayaan kepada pengguna jasa, kata Dani, akan berkurang apabila pihaknya tidak memberikan kepastian dalam pelayanan bongkar muat dan pengiriman barang melalui kapal.
"Kalau tidak pasti, pengguna jasa akan mengeluarkan biaya-biaya tambahan berkaitan ketidakpastian itu. Ini akan menambah biaya lebih besar, ketidakpastian juga berimbas ke eksportir dan importir," kata Dani.
Ia kemudian mencontohkan kerugian yang dimaksud, seperti ada importir - eksportir baju bermerk dan tidak bisa memberikan pengiriman barang. Pemilik merk terkenal ini, jadi kalah oleh negara lain yang memberikan kepastian.
"Banyak tenaga kerja yang tidak terserap. Jadi kerugiannya ini, tak hanya dalam konteks satu saja, tapi keseluruhan," tambah Dani.
Ia pun berharap, para pekerja JICT yang akan menggelar mogok kerja, untuk dapat bermusyawarah terlebih dahulu.
"Ayo bicara dan selesaikan dengan baik. Kalau memang, mereka yang akan mogok mendengar informasi jika kami akan melakukan pemecatan karyawan juga itu sama sekali tidak benar. Jadi kita tetap meminta berbagai pihak agar tidak mogok," ucapnya. (Panji Baskhara Ramadhan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.