Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Marah-marah, Ahok Ingin Hilangkan Stigma Buruk PNS DKI

Kompas.com - 13/01/2016, 08:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun kerap memarahi pegawai negeri sipil (PNS) DKI, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tengah menghapus pandangan negatif warga.

Salah satu program yang dapat menghapus stigma negatif warga adalah pembentukan Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI. 

"Saya masih ingat Pak Edy (Kepala BPTSP DKI) debat sama saya dan ingin pegawai BPTSP pakai baju putih dan dasi hitam. Saya bilang tidak boleh, pakai seragam saja yang warna cokelat dan hijau, yang jelek ini, saya juga selalu pakai seragam," kata Basuki, saat meluncurkan layanan PTSP baru, di Balai Kota, Selasa (12/1/2016). 

"Nanti warga akan melihat, ternyata PNS yang melayani mereka. Kan kalau pakai baju putih sama dasi dikira pekerja outsourcing lagi," kata Basuki tertawa. 

Dengan demikian, lanjut dia, warga akan menilai masih banyak PNS DKI yang baik, jujur, dan mau melayani. PTSP, kata Basuki, mengubah stigma buruk warga tentang PNS DKI.

Tak hanya PTSP, Basuki mengatakan, pekerja penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) juga menghilangkan stigma buruk warga tentang PNS DKI. Lurah dan Camat menjadi manajer wilayah serta mengendalikan kinerja PPSU.

"Got diurusin, genangan tengah malam dibobok, siapa itu yang amati semua? Pasukan PPSU sama Lurah yang kerjain semua. Saya monitor saja lewat grup Whatsapp," kata Basuki.

Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI juga tengah membangun banyak rumah susun untuk relokasi warga. Tahun ini, Pemprov DKI membangun sekitar 30 tower rusun dan pihak swasta membangun 46 tower rusun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com