JAKARTA, KOMPAS.com — Para korban ledakan bom Sarinah yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto tidak semuanya diantar dengan menggunakan ambulans. Sebagian dari mereka ada yang datang sendiri. Mereka adalah para korban yang mengalami luka ringan.
"Ada yang datang sendiri dengan ojek, ada yang datang dengan taksi, ada yang sempat ke Puskesmas Tanah Abang dulu baru dirawat ke sini," kata Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani seusai menjenguk para korban di RSPAD, Kamis (14/1/2016).
Puan menyebutkan, selain di RSPAD, para korban luka lainnya juga ada dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RS Abdi Waluyo. Puan mengatakan, pemerintah akan menanggung semua biaya perawatan korban.
Tidak hanya yang mengalami luka berat, tetapi juga yang luka ringan.
"Pemerintah akan bertanggung jawab, baik yang operasi dan tidak sampai sembuh, sampai pulang ke rumah," ujar dia.
Ada sembilan korban ledakan bom Sarinah yang dirawat di RSPAD. Tiga diantaranya mengalami luka berat dan harus menjalani operasi.
Berikut nama-nama sembilan korban ledakan bom Sarinah yang dirawat di RSPAD:
- Budi Rachmat (35), beralamat di Grand Depok City Blok Anggrek No 2 H7.
- Anggun Artikasati (24), beralamat di Condet, Jakarta Timur.
- Chaerul Islami Bin Muhdar Arifin (21), beralamat di Gang Tawakal, Grogol.
- Permana bin Asep Yanto (24), beralamat di Bojong Gede.
- Agus Kurnia bin Sudrajat (25), asal Sumedang.
- Aiptu Dodi Maryadi (48), anggota Unit Lalu Lintas Polsek Menteng.
- Aiptu Budiono, anggota Provost Polres Metro Jakarta Pusat.
- Yohanes Antonius Maria (48), warga negara Belanda yang beralamat di Jalan Nangka Nomor 106, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
- Morad Al Muneri (44), warga negara Aljazair.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.