Keluarga maupun kerabat pun mendatangi RS Polri untuk mengetahui keberadaan orang yang dicintainya tersebut.
Salah satunya seorang perempuan yang diketahui bernama Dewi. Ia terlihat panik dan sesekali meneteskan air mata.
Kepada petugas, dia mengaku kehilangan suaminya yang merupakan warga negara Kanada saat musibah itu terjadi.
"Suami saya warga negara Kanada, tetapi aslinya Aljazair," ucapnya kepada petugas RS Polri.
Mendapati keterangan itu, Dewi pun digiring ke pos antemortem yang juga masih berada di RS Polri. Namun petugas DVI (Disaster Victim Identification) yang berada di Pos Ante Mortem tidak bisa begitu saja mempercayai pengakuan Dewi.
"Pengakuan itu harus diperkuat dengan tes DNA yang bisa diambil dari pakaian kotor korban, dan sikat gigi korban. Kami juga akan memeriksa kelengkapan dokumen identitas korban," jelas Nugroho, petugas DVI.
Ia beralasan pihaknya harus berhati-hati karena dampak meninggalnya seseorang memiliki kaitan yang erat dengan masalah hukum, seperti misalnya anggota keluarga yang berhak menerima jaminan asuransi.
Sementara itu rekan Dewi yang ikut mendampingi ke rumah sakit, suami Dewi diketahui bernama Amer Ouali Tahar (70) setelah melihat fotokopi identitasnya. Pada saat kejadian, Amer sedang berada di dalam gerai Starbucks di kawasan Sarinah.
"Pada saat itu, beliau sedang menunggu rekan bisnisnya di sana. Dia menjalankan usaha penjualan alat bantu dengar," kata pria yang enggan disebutkan namanya itu. (Junianto Hamonangan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.