JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu korban bom yang terjadi di kawasan Sarinah, Andi Dina Noviana (31), menolak bepergian dalam waktu dekat ini.
Selain karena masih harus istirahat penuh untuk memulihkan kondisi tubuhnya, ada ketakutan mendalam yang masih melekat di pikirannya saat menjadi saksi ledakan pertama yang terjadi di Starbucks Coffee, Gedung Cakrawala, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) siang.
"Sekarang enggak berani ke mana-mana dulu. Kalau sudah pulih, saya masih takut, takut banget. Saya ngelihat betul orang-orang jatuh, geletakan, ngerasain getarannya," kata Novi kepada Kompas.com, Jumat (15/1/2016).
Selama ini, Novi hanya pernah melihat adegan pengeboman di acara-acara televisi. Ketika merasakan situasi yang sama di kehidupan nyata seperti kemarin itu, Novi sempat ketakutan dan kebingungan.
Namun, hal yang pertama dia pikirkan adalah bagaimana caranya agar bisa keluar dari sana dan menyelamatkan diri segera. (Baca: Cerita Pengunjung Starbucks Meloloskan Diri dari Kekacauan Bom Kawasan Sarinah)
"Saya kelempar kena ledakan itu, pas buka mata, saya cuma berpikir. Saya harus keluar dari sana. Saya harus keluar, kuatin diri," tutur Novi.
Novi menjadi salah satu dari sekian banyak yang selamat saat berada di dalam Starbucks Coffee. Awal ledakan terjadi, semua orang di dalam Starbucks yang dikabarkan cukup ramai, terlempar dan tergeletak semua.
Novi tidak mengingat persis apakah ada orang yang ikut menyelamatkan diri atau tidak. Namun, saat membuka mata, dia tidak melihat ada orang di dalam Starbucks yang bangun. Semuanya masih tergeletak di bawah kepulan asap hitam yang mengelilingi ruangan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.