"Saya rasanya sulit untuk berbicara. Malam ini mengingatkan saya akan kenadian 17 tahun lalu ketika di Jakarta banyak terjadi kekerasan, tepatnya pada 1998," ujar Sumarsih, di Jalan M.H Thamrin, Jumat (16/1/2016).
Sumarsih mengatakan, kekerasan tidak pernah hilang melainkan hanya berubah bentuk. Itulah sebabnya Sumarsih selalu melakukan aksi diamnya setiap Kamis di depan Istana.
Ia pun berharap agar aparat keamanan tidak lagi memindahkan lokasi aksi mereka yang rutin dilakukan tiap Kamis itu.
"Itulah sebabnya kami keluarga korban tiap hari Kamis berdiri diam depan Istana. Tidak ada kaitan untuk balas dendam atau cari kekuasaan. Semoga Kamis yang akan datang, kami diperbolehkan aksi diam depan Istana, tidak digeser di depan taman," ujar dia.
Malam ini, kawasan Jalan M.H Thamrin kembali didatangi masyarakat Jakarta yang melakukan aksi solidaritas terkait ledakan bom Thamrin.
Kali ini, giliran Kontras yang melakukan aksi tersebut. (Baca: Ingin Lihat Lokasi Bom Sarinah, Sepasang Suami Istri Terbang dari Makassar ke Jakarta)
Pantauan Kompas.com, anggota Kontras menyalakan puluhan lilin di atas trotoar Jalan M.H Thamrin, tepatnya di trotoar yang berada di depan Starbucks Coffee yang menjadi lokasi ledakan. Bunga-bunga mawar ditaburkan di antara lilin-lilin itu.