Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Pengemudi Go-Jek Menangis Lihat Ayahnya Tolong Korban Ledakan Thamrin

Kompas.com - 19/01/2016, 17:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Muhamad Yunus, pengemudi Go-Jek yang menyelamatkan korban bom kawasan Sarinah, menceritakan bahwa putranya mengalami trauma setelah mengetahui ayahnya ikut menyelamatkan korban.

"Anak saya melihat aksi saya di TV. Dia menangis. Dia menonton TV pukul setengah tujuh (18.30) malam. Dia langsung bilang ke ibunya, 'Bu, ayah ada di TV! Saya enggak mau nonton Ayah ada di berita'," tutur Yunus (33) saat dijumpai di tempatnya biasa mangkal di sebelah Gedung Jaya, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Putra Yunus yang bernama Muhamad Alif Trianza (10) kini duduk di kelas empat sekolah dasar (SD). (Baca: Cerita Pengemudi Go-Jek yang Tolong Anggun Lari dari Pospol yang Meledak)

Yunus mengatakan, pasca-ledakan tersebut, ia belum pulang ke rumah hingga pukul 22.00 WIB. Karena itu, Alif meneleponnya dan meminta agar Yunus segera pulang.

Istri Yunus yang bekerja di perusahaan farmasi, kata dia, tidak pernah melarang sang suami untuk bergabung dengan Go-Jek.

"Kalau istri saya sih sudah tahu sifat saya. Dia tahu saya suka nekat nolongin orang. Jadi, dia biasa saja. Cuma anak yang agak rewel sekarang," kata Yunus tersenyum sambil mengisap rokok saat menceritakan anak semata wayangnya itu.

Yunus bergabung dengan Go-Jek sejak Agustus 2015 setelah kurang lebih empat tahun menjadi tukang ojek pangkalan di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Keluarga Yunus tinggal di Jalan Pondok Terong, Depok, Jawa Barat. Pria asli Jakarta itu biasa berangkat dari rumah pukul 05.30 dan pulang lebih kurang pukul 23.00 untuk menjaring penumpang di DKI Jakarta.

"Terus terang, saya sudah pengin cepat-cepat kembali narik, tetapi belum bisa karena banyak janji bertemu orang," kata Yunus saat ditanya apakah dirinya kapok menjadi tukang ojek seusai peristiwa ledakan itu atau tidak.

Yunus mengaku tidak takut jika ledakan seperti yang terjadi di dekat Sarinah tersebut terulang.

"Saya sudah lama mangkal di sini. Sudah sering dengarledakan-ledakan, entah suara ban transjakarta atau metromini yang meledak. Saya tidak kagetan lagi," ujar dia.

Karena aksi heroik ayahnya, Alif menerima beasiswa dari manajemen Go-Jek yang dipimpin Nadiem Makarim tersebut. (Baca: Ada "Driver" yang Tolong Korban Bom, Manajemen Go-Jek Beri Apresiasi)

"Pak Nadiem pesan agar rekan-rekan terinspirasi, tetapi tetap tidak boleh sembrono kalau ada keadaan seperti itu," ujar Yunus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com