Ia menyampaikan hal itu menanggapi kritikan pakar tata kota Suryono Herlambang yang menyebut dinding turap beton di aliran Sungai Ciliwung lebih terlihat seperti drainase raksasa, dan tidak sesuai dengan konsep waterfront city.
"Kalaupun nantinya dibongkar, bongkar aja enggak apa-apa kok. Tidak ada kerugian bagi kami kalau itu dibongkar," kata dia saat menjadi pembicara dalam diskusi panel Kompas "Jakarta Kota Sungai", di Gedung Kompas Gramedia, Selasa (19/1/2016).
(Baca: Ahok: Kalau Kami Bangun Turap di Bukit Duri, Banjir Akan Hilang)
Dalam acara tersebut, Suryono sempat memperlihatkan beberapa gambar yang menunjukan tinggi dinding turap beton di Sungai Ciliwung yang dinilainya tidak sesuai konsep awal. Seperti tinggi dinding yang melebihi tinggi posisi orang dewasa saat berdiri.
Ahok mengaku sudah menerima banyak gambar rancangan dari berbagai pihak mengenai konsep ideal mengenai waterfront city di pinggiran Sungai Ciliwung.
Namun, ia menyebut tidak ada satu pun pihak yang dapat merealisasikan rancangannya itu dengan kondisi pinggiran Ciliwung saat ini. Hal ini karena seluruh rancangan merekomendasikan penggunaan lahan yang luas.
Kondisi itu memaksa Pemprov DKI harus melakukan pembebasan lahan.
"Kalaupun ada, mereka meminta hak penguasaan lahan di sana. Saya bilang 'tidak bisa'," ujar Ahok.
Atas dasar itu, untuk sementara, Ahok memerintahkan pembuatan dinding turap beton yang tinggi dengan tujuan mengendalikan aliran air pasang dari hulu, terutama yang datang saat musim hujan pada Januari-Februari.
"Untuk saat ini saya harus fokus menyelamatkan 10 Juta warga Jakarta supaya tidak kebanjiran," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.