Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Provokasi Sindikat Narkoba dan Akhir Tragis Bripka Taufik...

Kompas.com - 20/01/2016, 06:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sindikat narkoba semakin membahayakan Ibu Kota. Tak hanya karena mengedarkan obat-obatan terlarang, sindikat ini juga mulai berani melawan aparat yang melakukan penggerebekan.

Peristiwa yang terjadi di Jalan Slamet Riyadi 4, Komplek Berlan, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, adalah faktanya.

Akibat munculnya perlawanan itu, seorang polisi tewas setelah menceburkan diri, sementara satu lainnya mengalami luka akibat senjata tajam.

Perlawanan sindikat narkoba ini tak lepas dari peran A alias N atau AM. Hanya melalui seruannya, AM dapat memanggil sekelompok orang yang kemudian menyerang polisi yang sedang menggerebek rumah ibunya, Y.

Polisi mengungkap, ternyata AM juga bertugas mengawasi jika ada polisi yang datang untuk melakukan penangkapan.

(Baca: Bandar Narkoba di Dekat Berlan Gunakan Sandi Khusus Saat Digerebek Polisi)

"AM ini termasuk sindikat narkoba. Dia yang bertugas memprovokasi massa kalau ibunya mau ditangkap polisi," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Nasriadi, di Mapolres Metro Jakarta Timur, Selasa (19/1/2016).

Provokasi AM saat lima anggota Unit Narkoba Polsek Metro Senen dan tiga informannya datang menggerebek rumah ibunya pun berlangsung sukses.

Mendadak, sekelompok pemuda asal Komplek Berlan datang dan langsung menganiaya sejumlah petugas Unit Narkoba Polsek Metro Senen dengan senjata tajam.

Kepala Unit Narkoba Metro Polsek Senen Iptu Haryadi Prabowo luka akibat dibacok. Nasib Bripka Taufik lebih tragis lagi.

(Baca: Ditangkap, Seorang Warga yang Provokasi untuk Keroyok Polisi di Berlan)

Taufik yang disebut menceburkan diri dari rumah pelaku, yang langsung berbatasan dengan Ciliwung itu, diketahui tewas. Tubuhnya ditemukan di Cideng, Jakarta Pusat.

Kepala Subbagian Humas Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Husaimah menyatakan, pelaku penyerangan terhadap petugas diduga warga asal Komplek Berlan.

"Pelakunya warga sekitar, di Berlan," ujar Husaimah.

Polisi mencatat, dua belas orang diduga terlibat dalam penganiayaan petugas ini. Para pelaku sedang diburu petugas.

(Baca: Suasana Mencekam Saat Polisi Dianiaya Warga di Kampung Berlan)

"Yang lagi kami kejar ada 12 orang. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami tangkap," ujar Husaimah.

Pihak kepolisian telah mengamankan enam warga, salah satunya AM, yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara itu, lima lainnya masih berstatus saksi.

"AM kami tetapkan sebagai tersangka karena menghasut, lalu polisi jadinya dikeroyok," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com