Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Gawat Juga kalau Orang Pikir Kerjaan Saya "Ngeresmiin" RPTRA Terus

Kompas.com - 20/01/2016, 09:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluh karena terus dipaksa menghadiri acara peresmian ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di tiap lokasi di Jakarta.

Hal itu diungkapkan Basuki saat meresmikan RPTRA Anggrek, di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (20/1/2016) pagi. 

"Saya sangat senang RPTRA semakin banyak. Tapi saya harus menyisihkan waktu terus buat meresmikan RPTRA dan penyumbang pasti maksa buat saya untuk datang," kata pria yang akrab disapa Ahok itu. 

Basuki pun mencoba memberi pilihan kepada para pengembang. Contohnya ketika pengembang membangun tiga RPTRA di lokasi yang berbeda. Namun, Basuki hanya hadir di satu lokasi peresmian dan menandatangani prasasti tiga RPTRA di lokasi itu.

"Biar saya enggak usah datang ke tiga lokasi itu. Tapi pengembang bilang,'enggak bisa, Pak. Pokoknya tiap lokasi harus didatangi'," kata Basuki. 

Basuki pun khawatir warga Jakarta berpikir bahwa dirinya hanya mengurusi RPTRA selama menjabat gubernur.

Apalagi program RPTRA merupakan program Tim Penggerak PKK (TP-PKK) DKI Jakarta. Istri Basuki, Veronica Tan merupakan Ketua TP PKK DKI Jakarta.

"Gawat juga nih kalau saya datangin semua 150 RPTRA. Nanti orang-orang pikir saya itu kerjaannya ngeresmiin RPTRA melulu. Terus saya dibilang dari komunitas Ikatan Suami Takut Istri (ISTI) lagi, susah saya," kata Basuki tertawa.

Presiden Direktur PT Metropolitan Kencana, Husein Wijaya Kusuma mengatakan RPTRA Anggrek dibangun di atas lahan seluas 2800 meter persegi.

RPTRA itu dilengkapi dengan ruang serbaguna, perpustakaan, PKK Mart, pantry, ruang laktasi, gudang, toilet, toilet bagi disabilitas.

Kemudian lapangan mini futsal, lapangan multiguna, tempat bermain anak-anak, taman bercocok tanam, taman refleksi, ampitheater, jogging track, dan pagar keliling.

RPTRA ini dibangun selama tiga bulan dan dimulai peletakkan batu pertama pada 1 Oktober 2015 lalu. Biaya dikeluarkan untuk pembangunan RPTRA Anggrek mencapai Rp 1,3 miliar.

Dengan rincian biaya pertama sebesar Rp 900 juta dan biaya tambahan sebesar Rp 400 juta.

"Biaya tambahan digunakan untuk pekerjaan urukan dan meninggikan taman agar tidak banjir, pemasangan konblok, jalan beton, dan pembuatan pagar batas beton. Jadi total biayanya Rp 1,3 miliar," kata Husein.

Selain membangun di Pesanggrahan, perusahaan itu juga membangun dua RPTRA di tempat lainnya. Seperti di Meruya Utara dan Kembangan Selatan, Jakarta Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com