JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengatakan, banyak masyarakat yang salah dalam mengidentifikasi teroris selama ini.
Di mata masyarakat, kata Badrodin, teroris identik dengan sosok pria berjanggut dan memakai celana yang mengatung. Padahal, hal itu tidak sepenuhnya benar.
Hal tersebut terbukti dari aksi teror di Jalan MH Thamrin pada pekan lalu.
"Kita bisa lihat, kemarin pelaku di sana pakai celana jins, kaus, dan ransel. Kita salah telah mengidentifikasi teroris dengan ciri-ciri fisik itu," ujar Badrodin di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Rabu (20/1/2016).
Karena itu, menjadi wajib bagi masyarakat untuk selalu waspada dalam penyebaran paham radikalisme dan terorisme.
Semua itu disampaikan Badrodin dalam sambutannya di peluncuran buku berjudul Manajemen Sekuriti di Indonesia karangan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Awaloedin Djamin.
Berkaitan dengan buku tersebut, Badrodin mengatakan, petugas sekuriti atau satpam juga harus memiliki pengetahuan untuk mengidentifikasi teroris.
Satpam tidak boleh ikut mengatakan ciri teroris sebagai sosok berjanggut dan bercelana mengatung saja. Badrodin mengatakan, satpam sebagai penjaga di sektor privat harus bisa mengidentifikasi orang yang mencurigakan.
"Harus punya pengetahuan bagaimana mencurigai orang, bagaimana mendeteksi barang bawaan. Ini semua supaya mempersempit ruang gerak mereka (teroris)," ujar Badrodin.
Semakin cerdas satpam dalam mengidentifikasi risiko bahaya, antisipasi pengamanan semakin cepat dan baik. (Baca: Kapolri: Berjenggot dan Bercelana Gantung Belum Tentu Radikal)
Badrodin juga mengatakan, satpam harus memiliki kualitas yang sama baik dengan anggota polisi. Hal ini karena polisi tidak bisa sendiri menjaga keamanan di lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.