JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, sudah tidak ada kelompok ataupun geng pegawai negeri sipil (PNS) DKI di Pemprov DKI Jakarta.
Kelompok itu muncul ketika para pejabat yang dilantik berasal dari ras tertentu.
"He-he-he, setahu saya sih sudah enggak ada geng, ya. Saya juga enggak pilih-pilih orang," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (26/1/2016).
Basuki mengatakan, dirinya tidak melantik pejabat melalui pertimbangan suku, agama, ras, dan antargolongan.
Jika Basuki melakukan hal itu, maka dirinya akan melanggar UUD 45. Selain itu, pimpinan juga dianggap primordialisme ketika merasa bahwa harus ada pejabat dari kelompok tertentu untuk menduduki sebuah jabatan.
"Misalnya yang dites orang Jawa nih, terus kamu berpikir ini Jawa kebanyakan nih, mesti dikurangi. Harus ada yang orang Betawi nih karena ini tanah Betawi. Ini juga rasis kamu," kata Basuki. (Baca: "PNS DKI Sekarang Mah Sudah Berubah Drastis, Nilainya di Atas 100...")
Jika memang hasil seleksi menempatkan semua pegawai asal Betawi menjadi yang terbaik, ia akan memilih para pegawai itu. Hal yang sama akan dilakukan jika penilaian tersebut berlaku pada pegawai asal Jawa ataupun daerah lainnya.
"Enggak ada dibeda-bedain seperti itu," ujar Basuki. (Baca: Rotasi PNS DKI, Ahok Menilai Tak Ubahnya dengan Permainan Sepak Bola)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.