Aksi Dian tersebut menewaskan dua warga sipil, yakni Sugito (43) dan Rico Hermawan (22). Bom yang diledakkan Dian juga melukai sepupu Rico, Anggun Kartikasari, dan seorang polisi di pos tersebut, Ajun Inspektur Satu Deni.
"Saya sebagai orangtua dari Dian Juni Kurniadi meminta maaf untuk rakyat Indonesia, khususnya di Jakarta, dan untuk korban atau keluarganya. Sekali lagi, barangkali anak saya punya kesalahan, mohon dimaafkan," kata Sutopo kepada wartawan di RS Polri, Jakarta Timur, Kamis (28/1/2016).
Sutopo mengatakan, tidak ada perubahan sikap yang ditunjukkan anaknya sebelum melakukan aksi teror di Thamrin.
Sutopo juga mengaku tidak mendengar informasi aneh terkait anaknya. (Baca: Terduga Teroris Ini Batal Melamar Gadis Sebulan Sebelum Ledakan Bom Thamrin)
Dian memang disebut hanya dua kali pulang ke rumah sejak merantau ke Kalimantan pada 2009.
Namun, Sutopo melihat anaknya berperilaku wajar, seperti pemuda biasa. Hanya, menurut dia, Dian merupakan pribadi yang pendiam.
Sutopo mengaku tak mengenal tiga pelaku lain dalam kasus teror di Jalan Thamrin. Ia pun terkejut setelah mendapat kabar dari polisi bahwa anaknya menjadi salah satu pelaku teror tersebut.
Bahkan, ia tak yakin anaknya itu berhubungan dengan ISIS, atau mengetahui cara merakit bahan peledak.
"Saya enggak ngerti, enggak tahu. Saya bicara dari nurani, enggak ada yang saya tutup-tutupi," ujar Sutopo.
Sebelumnya, Dian menyerang pos polisi dalam aksi teror bersama tiga temannya di dekat Gedung Sarinah. (Baca juga: Rekam Jejak Pelaku Bom Sarinah, Perampokan Bank hingga Latihan Militer di Aceh)
Dengan sepeda motor, Dian membawa bom tabung yang memakai saklar. Ia pun tewas setelah meledakkan bom tersebut.
Kini, jenazah Dian berada di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Jenazah Dian akan dipulangkan pada Jumat (29/1/2016) dini hari nanti antara pukul 01.00 dan 02.00.
Rencananya, Dian akan dimakamkan di kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah. (Baca: Dian, Pelaku Bom di Pos Polisi Sarinah Dikenal sebagai Orang Pendiam)