Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadishubtrans Sebut APTB sejak Awal Muncul Sudah Bermasalah

Kompas.com - 01/02/2016, 14:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah menyebut angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB) adalah layanan bus yang dari awal kemunculannnya sudah bermasalah. 

Andri menilai bermasalah karena izin trayek layanan bus tersebut dikeluarkannya oleh Dishubtrans DKI, padahal, layanan bus tersebut melayani hingga ke kota-kota penyangga.

"Dulu APTB itu kesannya dipaksakan. Sampai sekarang perizinannya masih bermasalah. Makanya sering ditegur," kata Andri di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/2/2016).

Menurut Andri, bermasalahnya izin APTB itulah yang melatarbelakangi adanya rencana untuk mengalihfungsikan bus-bus APTB untuk melayani rute di dalam kota.

Pengalihan ini dilakukan menyusul telah sepakatnya operator-operator bus APTB bergabung di bawah pengelolaan PT Transportasi Jakarta.

"Jadi ya udah deh daripada ditegur mulu mending APTB masuk ke wilayah kita saja," ujar Andri.

Layanan bus APTB mulai beroperasi pada sekitar 2012, saat Dishubtrans DKI (saat itu masih Dishub) dipimpin oleh Udar Pristono.

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama telah berulang kali menyampaikan keluhannya pada layanan bus ini. Saat ini, layanan bus ini melayani sekitar 17 rute, di antaranya rute Bogor-Blok M, Ciputat-Kota, dan Bekasi-Tanah Abang.

Andri memastikan, rute-rute yang ditinggalkan bus APTB nantinya akan diisi oleh bus-bus transjabodetabek.

Menurut Andri, bus-bus transjabodetabek yang akan digunakan mengisi rute-rute yang ditinggalkan bus APTB adalah bus-bus penugasan dari Kementerian Perhubungan kepada Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang diserahterimakan pada 22 Januari lalu.

Jumlah total bus penugasan Kemenhub ke PPD yang diserahterimakan pada 22 Januari lalu mencapai 600 unit. Menurut Andri, dari 600 bus, ada 400 bus yang direncanakan akan digunakan untuk mengisi rute-rute yang ditinggalkan APTB.

"Jadi meskipun APTB masuk ke dalam kota, kebutuhan bus di Jabodetabek tetap terpenuhi. Cuma switch-switch aja," ujar Andri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com