Direktur LBH Apik Jakarta Ratna Bataramunti mengatakan Dita juga dianiaya Masinton tahun lalu.
Dari keterangan Dita, ujar Ratna, Masinton pernah melakukan kekerasan kepada stafnya itu pada 17 November 2015.
"Kejadian pertama itu di apartemen Dita di Cawang. Dia (Dita) didatangi lalu dicekik, barang-barangnya. HP itu sampai dibanting dan dirusakin," kata Ratna di kantor LBH Apik di Jakarta Timur, Senin (1/2/2016).
Ratna memaparkan, pada peristiwa pertama, penyebab pemukulan itu hampir sama, yakni Masinton tidak bisa menghubungi Dita.
"Jadi hanya karena tidak bisa dihubungi. Padahal dia sudah ambil cuti ada tugas kuliah," ujar Ratna.
Dita memang diketahui tengah mengambil kuliah S2 di Trisakti.
Pada kali pertama penganiayaan terjadi, lanjut Ratna, kasus itu tidak diperpanjang lantaran kedua pihak menyelesaikan secara damai.
Dita mengaku dipukul lagi oleh Masinton pada 21 Januari 2016 lalu. Ia kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Jatinegara.
Ratna mengatakan, kekerasan kedua terjadi ketika sedang nongkrong dengan sesama kader Nasdem di Cikini.
"Jadi dia itu harus pulang, ngapain nongkrong sampai malam. Enggak boleh hangout dengan teman-temannya," ujar Ratna.
Setelah pemukulan itu, Masinton sempat mendatangi rumah sakit tempat Dita dirawat.
"Dia mengunjungi rumah sakit, ada buktinya dia mengaku tidak akan mengulangi ketiga kali," ujar Ratna.
Masinton membantah tuduhan itu. "Kalau dibilang saya mukul, enggak benar banget itu," kata Masinton saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/1/2016) malam.
Kendati demikian, Masinton mengakui adanya insiden yang menyebabkan Dita mengalami luka memar di bagian wajahnya.
[Baca: Masinton Bantah Pukuli Staf Ahlinya]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.