Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menyatakan, virus Zika yang diduga kuat menyebabkan lonjakan jumlah bayi cacat di Amerika Selatan sebagai kondisi darurat kesehatan internasional.
"Kami belum menerima. Infonya, dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) sedang rapat, nanti hasilnya masih kami tunggu," kata Kepala KKP Kelas 1 Bandara Soekarno-Hatta Oenedo Gumarang kepada Kompas.com, Rabu (3/2/2016).
Meski demikian, menurut Oenedo, selalu ada pembersihan rutin untuk mencegah penyebaran jentik-jentik nyamuk di seluruh area Bandara Soekarno-Hatta.
Pembersihan itu dilakukan rutin per minggu. Berbagai tempat yang dianggap sebagai sarang jentik di area bandara pun terus dibersihkan.
Tindakan preventif itu sudah dilaksanakan. Tidak hanya untuk mengantisipasi peredaran virus Zika, tetapi juga untuk virus DBD (demam berdarah dengue) karena kedua virus itu sama-sama disebarkan lewat nyamuk.
WHO menyebutkan, lonjakan dalam kasus microchepaly, sebuah kondisi buruk ketika bayi dilahirkan dengan otak dan kepala kecil, kemungkinan disebabkan virus Zika yang ditularkan melalui nyamuk.
Kondisi ini dianggap sebagai situasi darurat kesehatan internasional. WHO juga mendapat tekanan untuk segera mengatasi Zika setelah sebelumnya mengakui telat merespons terhadap virus Ebola yang menjangkiti sebagian wilayah Afrika Barat.