Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung Sebut Ahok Jadikan Kasus UPS Sarana Pencitraan dan Diskriminasi

Kompas.com - 04/02/2016, 20:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah berbohong saat menjadi saksi dalam kasus pengadaan uninterruptible power supply (UPS) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Ia pun berharap Basuki berhenti berbohong. Menurut Lulung, Basuki menggunakan kasus ini sebagai sarana pencitraan. (Baca: Ahok: Haji Lulung kan Bukan Jaksa atau Pembela)

Bahkan, Lulung berpendapat, kasus ini sudah digunakan Basuki sebagai sarana untuk mendiskriminasi orang lain.

"Kemarin-kemarin, ini dijadikan sarana pencitraan oleh Gubernur dan sarana diskriminasi pada orang yang tidak bersalah, seperti saya contohnya," ujar Lulung di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Kamis (4/2/2016).

Menurut Lulung, Basuki berkepentingan dalam kasus ini agar ia dinilai sebagai tokoh yang antikorupsi.

Padahal, kata Lulung, lolosnya proyek UPS tidak luput dari peran Basuki. Adanya nomenklatur pengadaan UPS menjadi bukti bahwa barang itu bersumber dari pihak eksekutif yang dipimpin Basuki alias Ahok.

Lulung mengatakan bahwa Ahok telah melakukan pembiaran sehingga proyek ini lolos dalam APBD-P.

Selain itu, Lulung merasa menjadi korban dari pencitraan Ahok dalam kasus ini. (Baca: Sidang Kesaksian Ahok Dijaga Ketat, Lulung Curiga Ada Konspirasi)

Saat pertama kali ruangannya digeledah Bareskrim, Lulung merasa seolah-olah dirinya sudah dicitrakan bersalah oleh media.

Padahal, belum terbukti bahwa dia terlibat dalam masalah ini. Lulung menilai kejadian itu sebagai buah dari pencitraan Ahok dalam kasus UPS ini.

"Saya itu seperti hampir dipenjarakan saja pada waktu itu," ujar Lulung.

Kompas TV Lulung Hadiri Persidangan Ahok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com