Mengetahui sang pengemudi Toyota Fortuner mabuk setelah datang ke lokalisasi Kalijodo, Ahok kembali berniat membongkar kawasan tersebut.
Lokalisasi Kalijodo terletak di pinggir Kanal Banjir Barat (KBB). Rumah-rumah semi permanen berjejeran di sepanjang kanal yang dibangun pemerintahan Belanda itu.
Rumah tersebut biasa digunakan para lelaki hidung belang untuk berkencan. Ada yang berfungsi sebagai diskotek dan tempat minum-minum.
Kawasan itu menjadi lahan berkembangnya prostitusi ilegal serta premanisme.
Awalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memprioritaskan penertiban Kalijodo. Ahok memilih lebih fokus menertibkan kawasan Waduk Pluit terlebih dahulu.
"Tapi pas saya baca berita (kasus) Fortuner segala macam, wah ini lebih baik kami bongkar sajalah. Di sana lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya," kata Ahok, Rabu (10/2/2016).
Ahok mengatakan, Kalijodo itu merupakan ruang hijau. Sehingga harus dikembalikan lagi seperti semula. Rencananya, Kalijodo akan dibangun taman serta pedestrian.
Namun akankah rencana Ahok terealisasi atau sekadar wacana? Mengingat rencana penertiban ini bukan sekali terlontar dari mulut mantan Bupati Belitung Timur itu.
Tahun 2014 lalu, Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Gubernur dan berstatus Presiden Terpilih mengajak Ahok blusukan. Saat itu, Ahok masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Salah satu lokasi blusukan mereka adalah kawasan Kalijodo. Namun, mereka hanya menyaksikan dari dalam mobil ketika menyusuri kawasan itu.
Ahok mengaku segaja melintasi kawasan Kalijodo, lantaran pihaknya akan membongkar puluhan bangunan yang kerap dijadikan sebagai tempat prostitusi.
"Tadi kan di Kalijodo lihat saja sendiri, nanti dibongkarlah, bangunannya saja seperti itu," ujar Ahok saat itu.
Hingga kini, penertiban Kalijodo belum dilaksanakan. Ahok kembali menegaskan akan menertibkan kawasan itu setelah peristiwa Fortuner maut. Bahkan, ia meminta bantuan kepolisian serta tentara untuk membongkar Kalijodo.
Di sisi lain, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menegaskan kesiapannya untuk membantu Pemprov DKI Jakarta menertibkan Kalijodo. Bahkan Tito menegaskan mereka tidak takut dengan preman Kalijodo.
"Kami polisi dan TNI mewakili negara tidak akan takut kepada elemen lainnya," kata Tito.
Hal senada juga diungkapkan aparat keamanan dari unsur TNI. Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel Infanteri Heri Prakosa menegaskan, instansinya siap membantu penertiban Kalijodo.
"Kodam itu mengikuti amanah konstitusi, salah satunya membantu tugas pemerintah daerah. Selagi tugas yang diminta tidak melanggar aturan, kita bantu," kata Heri.
Mampukah Ahok menaklukkan Kalijodo seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menertibkan lokalisasi Dolly?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.