Ia dan kernetnya, Muhammad Hendar, mengarang cerita tentang perampokan itu.
Dengan terbata-bata, Sasih berbicara bahwa dirinya dan Hendar mengarang cerita soal kejadian yang menimpa Bagus Budiwibowo, penumpangnya. Mereka sebelumnya mengatakan, Bagus menjadi korban perampokan dan didorong oleh perampok dari atas metromini yang dikendarai Sasih pada Kamis lalu.
"Saya ngarang, takut (diamuk) massa, Pak," kata Sasih dengan suara perlahan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu.
Menurut dia, kejadian sebenarnya adalah Bagus jatuh dari dalam bus ketika bus sedang berjalan. Ia pun langsung memberhentikan busnya. Ia lalu turun dan membawa Bagus ke dalam bus.
"Pada saat itu enggak ada kejadian perampokan di mobil," tambah Sasih.
Bersama polisi lalu lintas yang ada di lokasi kejadian, yaitu di Jalan MH Thamrin, Sasih membawa Bagus ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Dari RS Budi Kemuliaan, Bagus dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun, nyawa Bagus tak tertolong dan akhirnya meninggal dunia.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti secara terpisah di tempat yang sama mengatakan, "Informasi terakhir malam ini, sopir dan kernet mengakui mereka mengarang cerita kepada rekan-rekan korban di rumah sakit. Kepada Polantas di Jakarta Pusat, masih ceritanya didorong pelaku kejahatan."
Krishna melanjutkan, pihaknya masih mendalami alasan sopir mengarang cerita.
"Sampai saat ini informasi masih simpang siur. Sopir dan kernet berubah-ubah keterangannya. Apakah yang bersangkutan (Bagus) korban kejahatan di atas bus atau yang bersangkutan korban kecelakaan saat yang bersangkutan turun, saat bus masih berjalan," kata Krishna.
Krishna mengatakan, belum ada kesimpulan dari kasus ini. Penyidik masih memeriksa Sasih dan kernetnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.