Penyebab banjir, menurut Jasa Marga, ialah akibat perubahan kawasan karena pembangunan dan meluapnya dua situ di kawasan tersebut.
Direktur Operasional PT Jasa Marga Christianto Prihambodo mengatakan, mulai Kilometer 34-37 Tol Cikarang, banyak bermunculan pembangunan kawasan industri.
Ini disinyalir mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air. Akibatnya, dua situ, yakni Situ Rawa Binong dan Situ Alam Sari, tak dapat menampung air dari kawasan Industri.
"Nah, hujan yang cukup tinggi kemarin mengakibatkan limpasan air yang tak tertampung drainase tol sehingga beberapa titik mengalami terendam air," kata Christianto dalam jumpa pers di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta Timur, Senin (15/2/2016).
Menurut Christianto, hujan terjadi sejak siang, tetapi banjir mulai Kilometer 34 daerah Simpang Susun Cibatu, terjadi sekitar pukul 15.00 sampai pukul 16.00.
"Ketika mulai surut, meluap di sekitar Km 37 pukul 19.00 sampai 20.00. Pukul 20.00, sudah bisa dilalui lagi kendaraan penuh," ujar Christianto.
General Manager Tol Jakarta-Cikampek, Dadang Sumeriana, mengatakan, selain faktor perubahan kawasan yang menyebabkan hilangnya daerah resapan, Jasa Marga menemukan drainase yang justru alirannya dibuat mengarah ke tol. Pihaknya tengah menyelidiki hal ini.
"Kami sudah ada foto-fotonya. Banyak saluran yang diarahkan ke jalan tol. Kita panggil pengelola kawasan untuk evaluasi kembali saluran yang dia bangun. Ini kan merugikan. Kalau semua dilarikan ke tol bisa seperti kolam," ujar Dadang.
Dia menyatakan, banjir di titik ini merupakan kali pertama dan terjadi sejak giatnya pembangunan kawasan setahun belakangan. Banjir sebelumnya memang pernah terjadi di Kilometer 31, Cikarang Barat, tahun 2012.