Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembunyikan Narkoba di Balik Celana Dalam Jadi Modus Favorit

Kompas.com - 16/02/2016, 18:34 WIB
TANGERANG, KOMPAS.com Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatat, jalur udara masih menjadi modus andalan yang digunakan para kurir narkoba jaringan internasional.

Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, Selasa (16/2/2016), para kurir narkoba lebih memilih jalur udara karena faktor kecepatan. (Baca juga: Baru Sepekan Bebas, Residivis Narkoba Kembali Dibekuk Polisi)

Ia juga menyebut dua modus populer penyelundupan narkoba, salah satunya dengan menyembunyikan barang haram tersebut di celana dalam.

"Modus yang digunakan masih sama. Dua modus paling populer adalah body strapping, yaitu para kurir melekatkan narkotika di badan mereka dan disembunyikan di dalam celana dalam," kata Heru.

Ia menyampaikan, akhir Januari 2016, pihak Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta meringkus tiga pria asal China yang hendak mengedarkan sabu di Jakarta.

Mereka diduga menyembunyikan sabu di dinding koper. (Baca juga: Perampokan Bermodus Operasi Narkoba Diduga Libatkan Oknum TNI dan Polisi)

"Total ada 4,5 kilogram narkotika jenis sabu yang disita dari ketiganya. Modus yang mereka seperti yang sudah dijelaskan tadi. Ada juga yang disembunyikan di dalam dinding koper, " kata Heru.

Meskipun demikian, menurut Heru, data rincian kasus pada 2015 menunjukkan tren berbeda. Pada tahun itu, peredaran narkoba lebih banyak dilakukan melalui jalur barat.

Kendati demikian, pada dua tahun sebelumnya, jalur udara masih menjadi pilihan terbanyak para kurir narkoba.

"Tahun lalu kasus peredaran narkoba lewat udara ada 48 kasus, sementara jalur laut ada 59 kasus. Ini berbeda jauh dibanding dua tahun sebelumnya, pengiriman narkoba jalur udara masih jauh lebih marak, " kata Heru.

Heru mengatakan, jalur laut mulai menjadi lebih populer karena orang yang membawa narkotika lebih sulit dideteksi. (Baca juga: Jayapura Jadi Target Utama Peredaran Ganja dari PNG)

"Selain itu, jumlah narkotika yang dikirim juga bisa lebih banyak. Tetapi, proses pengirimannya tidak secepat pesawat. Makanya, jalur udara kami anggap masih sebagai jalur favorit para kurir," kata dia. (Banu Adikara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenangan Masa Kejayaan Manusia Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dulu Bisa Bangun Rumah, Kini Makan Pun Susah

Kenangan Masa Kejayaan Manusia Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dulu Bisa Bangun Rumah, Kini Makan Pun Susah

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com