Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Warga Kalijodo Kecewa dengan Ahok

Kompas.com - 16/02/2016, 21:45 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa warga Kalijodo yang masuk wilayah Jakarta Utara mengaku kecewa terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kekecewaan itu terkait dengan rencana penertiban kawasan Kalijodo.

Mereka juga menolak untuk dipindahkan ke rumah susun atau rusun karena merasa Kalijodo merupakan tempat kelahiran mereka.

SR (45 tahun) yang mengaku dari sejak lahir sudah tinggal di Kalijodo, Selasa (16/2/2016) mengatakan, "Kita nggak setuju dipindahin ke rusun. Saya udah puluhan tahun disini. Kalo ibarat besi sudah sampe karatan saya disini."

Ia menceritakan, dirinya merupakan tulang punggung keluarga semenjak suaminya meninggal.

Ia mengatakan, selain tempat untuk tinggal, Kalijodo baginya merupakan sumber mata pencaharian.

"Kita bukan hanya mencari tempat tinggal tapi juga mencari usaha. Kalau tidak ada usaha, mau makan apa anak-anak. Kalo saya tidak bisa usaha di sini, nanti mereka putus sekolah," tambahnya.

AN (49) warga RT 03/05 mengarahkan kekecewaanya pada Ahok. Menurut dia, Ahok tidak mempunyai hati nurani jika tetap menggusur tempat tersebut.

Pasalnya wilayah itu tidak sepenuhnya menjadi tempat prostitusi.

"Kalo Ahok mau menanggung semuanya tidak masalah. Kalau warga sini pas digusur tinggal di rumah dia bagaimana? Mau nggak? Kalo ngomong jangan seenak udelnya," katanya kesal.

AN berharap, jika lokasi itu benar mau ditertibkan, pemerintah tidak harus terburu-buru agar  tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.

"Jangan mendadak kaya gini. Kita jadi panik semua, nggak enak buat ngapa-ngapain," katanya.

Seorang warga lain, WY (31) mengaku menyesal telah memilih Ahok dalam Pilkada sebelumnya. Menurut dia, Ahok tidak membela hak-hak rakyat kecil.

"Jangan mentang-mentang dia orang kaya, orang kecil ditindas. Dia sekarang musuh warga sini. Kita belain dia, dia malah nindas kita," katanya.

Pemprov DKI Jakarta berniat akan mengembalikan fungsi kawasan Kalijodo sebagai Ruang Terbuka Hidup (RTH).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com