Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membuka Buku Harian yang Berisi Curahan Hati PSK Kalijodo

Kompas.com - 23/02/2016, 06:55 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pekerja seks komersial (PSK) di Kalijodo memiliki rahasia sendiri-sendiri dalam hidupnya. Namun, masing-masing dari mereka memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkannya, salah satunya dengan menulis diary (buku harian).

Dalam sebuah bilik kamar berukuran 1 x 2 meter di Kafe Mega Mas, tertinggal sebuah buku catatan. Dengan sampul kotak-kotak merah bergaris kuning di depannya, tertulis sebuah nama "Dewi. Me: Mas".

Di dalam bagian awal buku tersebut, hanya ada tanggal dan beberapa hitungan. Di halaman selanjutnya juga demikian, kali ini ada hitungan tentang salon dan cucian. Semakin dalam, pemilik buku ini, tak lain adalah PSK di Kafe Mega Mas, menuliskan sebuah catatan hidupnya.

Ia mengaku sudah tak kuat lagi dengan aktivitas pekerjaannya saat ini. "Aa. allah Aku udah gak betah hidup yang ku jalani sekarang. Ya Allah bimbinglah aku ke jalan yang benar. Ya Allah... Aku ingin jadi orang yang baik di mata semua orang terutama-Mu. Ya Allah... Kapan semua nich berahir ya allah Aku udah cape dengan semua nich," tulis pemilik buku harian itu.

Di kamar lainnya di Kafe Mega Mas juga ditemukan buku harian. Kali ini, buku tersebut tanpa sampul dan terlihat usang.

KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM Salah satu isi diary PSK Kalijodo

Tak ada nama yang menunjukkan siapa pemilik buku ini. Di dalam buku tersebut tertulis curahan hati PSK Kalijodo tentang percintaan yang ia alami.

Bagian dari isi buku itu ialah seperti ini, "Hidup ini begitu indah dan hidup ini pun begitu adil semenjak kenal dirimu walau pun kita hanya sebatas teman tapi suatu saat nanti aku..."

"Andai kamu tau betapa ku merindukanmu. Andai saja kamu tau betapa hidup ini indah di saat bersamamu. Walaupun hanya dalam mimpi indahku saja, tapi suatu saat nanti aku percaya mimpi itu menjadi kenyataan untuk bisa hidup bersama mu my love."

Dalam lembaran di dalam buku juga tertulis sebuah nama "Via". Ia menulis bahwa ia terjerumus ke dunia gelap karena salah pergaulan.

"Via anak malam. Via gadis lugu yang salah pergaulan. Via anak yang baik tapi salah pergaulan." "Loh tuh lugu, tapi loh sayang. Lugu loh cuma dimanfaatin orang. Loh tuh sebenarnya anak baik tapi loh salah pergaulan."

Kompas TV Kalijodo, oh, Kalijodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com