Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Lulung Hanya Mau Bicara soal Sumber Waras...

Kompas.com - 25/02/2016, 16:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Anggota DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana, menuding Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membiarkan korupsi terjadi di birokrasinya sendiri.

Abraham alias Lulung mengaku mempunyai bukti, yaitu sebundel dokumen berisi evaluasi Direktorat Jenderal Keuangan Daerah pada Kementerian Dalam Negeri terhadap APBD Perubahan DKI Jakarta tahun 2014.

Dalam dokumen itu, Lulung menyebutkan, Kemendagri telah meminta Ahok mengevaluasi sejumlah mata anggaran yang dianggap janggal bersama DPRD DKI.

Kejanggalan itu antara lain pengadaan UPS, pengadaan printer dan scanner, serta pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

Permintaan Kemendagri, kata Lulung, tidak dilakukan Ahok sehingga tindak pidana korupsi terjadi pada proyek-proyek itu.

Namun, ada keanehan ketika Lulung diminta untuk menjabarkan evaluasi Kemendagri itu kepada wartawan saat dia mendatangi Gedung Bareskrim Mabes Polri, Kamis (25/2/2016).

Dia hanya menjelaskan poin evaluasi tentang pembelian lahan RS Sumber Waras saja.

"Selama ini, Pak Ahok mengatakan bahwa pembelian tanah itu ada di KUA-PPAS, benar kan? Benar dong," ujar Lulung.

"Tetapi, di evaluasi ini disebutkan bahwa belanja modal tanah itu tidak dianggarkan di dalam rancangan APBDP 2014. Bohong. Di KUA-PPAS tidak ada. Ini namanya kebenaran. Allah itu bersama saya," kata dia.

Lulung menegaskan bahwa dokumen evaluasi itu terpercaya sebab dibuat oleh lembaga pemerintah sekelas kementerian.

"Pak Gubernur selama ini membohongi rakyat DKI Jakarta, melakukan pembiaran terhadap evaluasi anggaran belanja perubahan," ucap Lulung.

Namun, ketika diminta menjabarkan evaluasi Kemendagri soal mata anggaran pengadaan UPS dan pengadaan printer dan scanner, dia tidak menjawabnya.

"Sama, sama kok," ujar dia.

Lulung kemudian tergesa-gesa masuk ke dalam Gedung Bareskrim.

Dia memang hendak memenuhi panggilan sebagai saksi atas perkara dugaan korupsi pengadaan printer dan scanner dalam APBD Perubahan Pemprov DKI Jakarta tahun 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com