Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Buku Catatan Penghasilan "Kupu-kupu Malam" di Kalijodo

Kompas.com - 26/02/2016, 07:39 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Barang-barang pribadi para pekerja seks komersial (PSK) di Kalijodo masih berserakan di dalam kamar mereka, Kamis (225/2/2016). Misalnya saja, pakaian-pakaian dan kosmetik yang ditinggal begitu saja di kamar dalam kafe-kafe itu.

Salah satu yang tertinggal adalah sebuah buku. Jika kemarin telah ditemukan buku diary dan buku catatan mucikari, kini ditemukan buku yang diyakini milik salah satu PSK bernama Juni.

Hal itu diketahui dari nama tersebut yang terus menerus muncul di halaman buku kecil itu. Buku itu bukan berisi curhatan, melainkan catatan harian si PSK mengenai berapa orang yang telah dia layani dan berapa uang yang akan dia terima.

Catatan penghasilan itu mulai ditulis Juni pada 22 Oktober 2015 lalu. Di dalam buku harian ini, Juni mendapat bayaran sebesar Rp 50 ribu untuk satu tamu. (Baca: Ini Isi Surat Pernyataan PSK untuk Kerja di Kalijodo)

Hanya dapat Rp 50 ribu

Jika mengacu dari peliputan Kompas.com sebelumnya, diketahui pengunjung kafe di Kalijodo membayar uang sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu jika ingin menyewa PSK. Diduga uang yang didapatkan PSK harus dibagi-bagi untuk sang mucikari dan sewa kamar, sehingga bersihnya PSK hanya mendapat Rp 50 ribu.

Kembali pada catatan penghasilan Juni, dia menulis secara berurut tanggal pada bulan itu. Di sampingnya, dia tulis total pelanggan yang dia layani hari itu, misalnya pada 4 November, Juni melayani 9 tamu. Kemudian dia mengalikan jumlah pelanggan dengan uang Rp 50 ribu, yang artinya hari itu dia mendapat uang sebesar Rp 450 ribu.

Rata-rata, Juni melayani 6 tamu setiap harinya. Namun, dia pernah melayani sebanyak 12 tamu dalam semalam pada bulan Desember. Jika dihitung, penghasilan Juni sebulan berkisar Rp 7 juta.

Memang ada beberapa hari di mana Juni tidak mendapat penghasilan. Sepertinya ketika itu dia libur karena ada tulisan "off" di catatannya. Misalkan saja bulan Januari, pada bulan itu Juni hanya melayani pelanggan dua hari saja.

Selebihnya dia"off" sampai 5 Februari 2016.Juni kembali mencatat penghasilannya pada 6 Februari 2016. Saat itu, dia melayani 11 tamu sehingga mendapat uang sebesar Rp 550 ribu. Namun setelah tanggal itu, tidak ada lagi catatan yang ditulis Juni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com