JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa kesal dengan anak-anak buahnya yang masih menggunakan aturan dari zaman Belanda untuk menjalankan program.
Salah satu contohnya adalah wilayah Jakarta Barat yang masih terendam banjir.
"Jadi kalau Kali Angke kamu lempar airnya ke Kanal Banjir Barat saja, air di Kali Angke enggak akan turun. Harusnya semua pintu air dibuka, ke Ciliwung atau ke Manggarai," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (2/3/2016).
Jika air tertahan di Kali Angke, maka Ciledug-Tangerang terendam banjir. Sehingga Basuki meminta seluruh pintu air di Jakarta Barat untuk dibuka setiap hari. Basuki mengaku sudah menginstruksikan hal ini sejak tahun 2014 lalu.
"Sekarang mereka alasannya pakai protap Belanda. Emang Belanda negara lo sekarang," kata Basuki. (Baca: Ahok Ingin Tiru Pelabuhan dan Reklamasi di Rotterdam)
Basuki menyebut banjir yang merendam di Jakarta Barat beberapa hari belakangan ini akibat meluapnya Kali Angke. Basuki langsung mencurigai aliran air Kali Angke hanya dialirkan ke Kanal Banjir Barat saja.
Pasalnya, ia melihat pintu air Pasar Ikan, Gajah Mada, Masjid Istiqlal, dan Gunung Sahari dalam keadaan aman serta kering.
"Ngapain coba iseng ditutupin pintu airnya, kalau sudah siaga 1 baru mendadak dibuka ya tenggelam dong Jakarta. Saya panggil, katanya itu protap Belanda," kata Basuki. (Baca: Belajar Atasi Banjir, Ahok Kirim Anak Buahnya ke Rotterdam )
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.