JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) akan mendukung jika dirinya kembali berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Meski demikian, hingga kini, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu belum menyatakan sikap resmi mereka.
"PDI-P kan mengutamakan petahana, yang memang prestasinya baik, terus dari survei yang tertinggi. Dari PDI-P, saya sudah memenuhi syarat (menjadi cagub yang didukung oleh PDI-P)," kata Basuki di Balai Kota, Senin (7/3/2016).
Hanya saja, permasalahannya PDI-P pasti akan mengusung cagub, tidak sekadar mendukung. Sebab, partai itu merupakan partai mayoritas di DPRD DKI Jakarta yang memiliki 28 kursi.
Sementara itu, untuk syarat pengusungan cagub-cawagub, parpol minimal harus memiliki 22 kursi di DPRD DKI Jakarta. Hal itulah yang tidak diinginkan oleh pendukung Basuki, Teman Ahok.
"PDI-P juga mengerti, Teman Ahok punya idealisme yang baik. Alangkah baiknya Teman Ahok ini jadi relawan di PDI-P," kata Basuki.
Teman Ahok menolak. Mereka khawatir partai tersebut tidak mengusung Basuki sebagai calon gubernur. Basuki pun meyakinkan Teman Ahok bahwa PDI-P akan mencalonkan dirinya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Teman Ahok pun mempertanyakan surat resmi dukungan PDI-P kepada Basuki. (Baca: Godaan PDI-P Jadi Ujian Konsistensi Ahok)
"Saya bilang, 'PDI-P butuh waktu, boleh tidak? Sekitar April atau Mei, PDI-P baru mengeluarkan (pernyataan resmi Pilkada DKI).' Mereka (Teman Ahok) bilang, 'Kami tidak sanggup, Pak,'" kata Basuki menceritakan pertemuannya dengan Teman Ahok di kediamannya di Pantai Mutiara, Minggu (6/3/2016) malam.