Belum lagi sikap Teman Ahok yang sempat menyindir PDI-P dengan menganalogikan partai tersebut sebagai banteng merah yang menghipnotis Ahok. Hal paling akhir yang dilakukan Teman Ahok adalah menolak Djarot Syaiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur untuk Ahok. Djarot merupakan kader PDI-P.
Dengan sikap seperti itu, Teman Ahok dinilai arogan oleh partai politik. Ketua DPP PDI-P, Andreas Hugo Pareira, berpendapat buruk soal Teman Ahok. Dia mengingatkan Ahok soal manuver kelompok pendukungnya yang mayoritas diisi anak muda itu.
"Ini kesannya mereka malah mau menjerumuskan Pak Ahok," kata Andreas saat dihubungi, Selasa (8/3/2016). (Baca: Teman Ahok Mau Menjerumuskan Ahok.)
Sikap Teman Ahok untuk mengusung mantan Bupati Belitung Timur itu, lanjut Andreas, mengesankan seolah-olah ada ketidakpercayaan terhadap institusi parpol. Padahal, parpol merupakan instrumen penting dalam sistem demokrasi di Indonesia.
Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi juga menilai ada upaya deparpolisasi yang dibangun di Indonesia oleh Teman Ahok. Indikator itu, kata dia, adalah adanya upaya untuk meniadakan peran partai politik dalam pemilihan kepala daerah.
Bukan arogan
Mengomentari hal itu, pengamat politik dari Cyrus Network, Hasan Nasbi, mengatakan sikap yang dimiliki Teman Ahok bukan bentuk arogansi. "Saya rasa itu bukan arogan tetapi proposional saja," ujar Hasan.
Hasan mengatakan Teman Ahok merupakan komunitas yang sudah mengumpulkan dukungan untuk Ahok jauh sebelum partai politik mendekati Ahok. Tujuan mereka mengumpulkan dukungan KTP tersebut hanyalah satu, yaitu membawa Ahok maju ke jalur independen.
Maka, wajar saja jika sikap mereka seolah tertutup dengan partai politik yang mendekati Ahok.
"Kalau mereka sudah kumpulin KTP banyak-banyak lalu membiarkan partai masuk, kerjaan mereka sia-sia dong," ujar Hasan.
Menurut dia, ada perbedaan mendasar antara pilihan mengikuti Teman Ahok atau parpol. Hasan mengatakan jika Ahok mengikuti Teman Ahok, maka masih terbuka kesempatan untuk partai politik mendukungnya. Peran parpol tidak dihilangkan sama sekali dalam hal ini sehingga tidak bisa disebut deparpolisasi.
Seperti halnya Partai Nasdem yang sepakat mendukung Ahok jika Ahok maju lewat jalur independen. Namun, hal berbeda akan terjadi jika Ahok memilih jalur partai. Pilihan tersebut akan menutup total keterlibatan Teman Ahok dalam memajukan pria asal Belitung itu. KTP yang dikumpulka tidak akan berarti apa-apa jika Ahok maju lewat jalur parpol.
"Orang kalau udah kumpulkan KTP ya memang engga bisa dinegosiasikan kemana mana. KTP itu engga bisa dijadikan alat bargaining di jalur partai karena jalurnya cuma satu yaitu independen. Kan KTP engga bisa ditumpangi ke partai," ujar Hasan.
Maka, Hasan berpendapat sikap Teman Ahok selama ini karena mereka memang tidak punya pilihan lain. Komentar arogan oleh parpol pun hanya tafsir politik belaka.