Langkah kelompok relawan ini bahkan memengaruhi langkah politik PDI Perjuangan yang mengisyaratkan niatnya untuk mengusung Basuki ikut Pilkada DKI 2017.
Teman Ahok dan PDI-P seolah berebut mendapatkan hati Basuki. Di satu sisi, Teman Ahok memperjuangkan agar Basuki ikut Pilkada DKI melaui jalur independen.
Mereka telah mengumpulkan lebih dari 700.000 data KTP warga sebagai syarat dukungan untuk Basuki maju secara independen. (Baca: Dari Mana Teman Ahok Mendapatkan Dana?)
Sementara itu, PDI-P menolak untuk mengikuti langkah Teman Ahok. Meskipun demikian, sikap ngotot Teman Ahok ini membuat Basuki kagum.
Pria yang dikenal dengan nama Ahok itu menyamakan Teman Ahok dengan para pemuda yang menculik Soekarno dan Mohammad Hatta saat Peristiwa Rengasdengklok jelang proklamasi kemerdekaan 1945.
Ahok pun luluh dan bersedia ikut pilkada melalui jalur independen. Dia seolah menyerahkan nasibnya di tangan Teman Ahok.
Sebenarnya, siapakah Teman Ahok? Apa yang membuat mereka getol mendukung Sang Gubernur?
Dalam laman resminya, www.temanahok.com, kelompok relawan ini didirikan pada pertengahan 2015.
Kelompok ini muncul berangkat dari keinginan agar Ahok kembali memimpin DKI Jakarta.
Namun, di sisi lain, mereka khawatir Ahok tak bisa dengan mudah ikut pilkada karena mantan Bupati Belitung Timur itu tidak lagi tergabung dalam partai politik mana pun.
"Jalan yang paling mungkin bagi Ahok adalah maju melalui jalur non-partai," tulis Teman Ahok dalam laman resminya, www.temanahok.com.
Kelompok relawan ini digagas lima orang, yakni Amalia Ayuningtyas (23), Singgih Widiyastomo (22), Aditya Yogi Prabowo (24), Muhammad Fathony (24), dan Richard Handris Purwasaputi (23).
Dari lima orang ini, Amalia ditunjuk untuk sebagai juru bicara. Menurut Lia, begitu ia disapa, mereka berlima tidak memiliki afiliasi politik dengan kelompok mana pun.
Amalia belum lama ini lulus dari Jurusan Komunikasi Universitas Indonesia. Setelah lulus, dia sempat lima bulan bekerja sebagai account executive di salah satu perusahaan media.