Dari penangkapan sindikat Ghetar Wedding Planner pada Selasa (8/3/2016), tersangka berinisial NS diketahui telah dipidana untuk kejahatan serupa pada 2013. (Baca: Polisi Tangkap Sindikat "Wedding Organizer" Palsu)
Kapolsek Pasar Minggu Kompol Zaky Alkazar Nasution mengatakan bahwa NS mengiming-imingi korbannya dengan promo menarik.
"Bukan organizer yang didatangi oleh klien untuk deal itu, tetapi mereka yang mencari klien. Ditawari tarif lebih murah dan ada promo tertentu," katanya saat rilis pengungkapan kasus, Kamis (10/3/2016).
NS diketahui tidak memiliki kantor resmi dan selalu bertemu dengan kliennya di luar. "Korban tidak tahu di mana kantornya, selalu bertemu di luar atau di tempat lain," kata Kompol Zaky.
Dari enam korban yang diketahui, NS berhasil mengumpulkan sekitar Rp 250 juta. Besar kerugian yang ditanggung korban bervariasi, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 109 juta.
"Mereka melakukan kesepakatan dengan orang yang mengaku dari WO, kemudian sudah melakukan pembayaran. Namun, kenyataannya, pada saat akan menikah, batal karena WO tidak melakukan pembayaran ke vendor," ujar Kompol Zaky.
Bayu (36) dan Karina (35), korban NS yang melapor, mengaku menanggung kerugian Rp 109.775.000.
NS pada awalnya menawarkan paket menikah di Gedung Balai Sarwono beserta busana, katering, dan bulan madu di Bali dengan biaya tersebut.
"Pembayaran bertahap, awalnya ditawari paket dasar Rp 65 juta, kami bayar tiga kali," kata Bayu.
Kedua korban, yang menyelenggarakan acara lamaran pada Januari itu, mengaku tak curiga dengan WO yang menawarkan paket tersebut. (Baca: Pesta Pernikahan Batal Setelah Uang Rp 119 Juta Melayang)
"Lamaran juga dari dia. Lancar waktu itu, semua ada. Di situ belum curiga," kata Karina.
Namun, setelah melunasi pembayaran, NS sulit dihubungi dan menghilang. Pernikahan Bayu dan Karina yang seharusnya digelar pada Minggu (6/3/2016) batal karena setelah dicek, NS hanya membayar uang muka kepada para vendor.
Kompol Zaky pun berpesan kepada mereka yang ingin menikah agar lebih berhati-hati.
Ia juga mengatakan bahwa kemungkinan jumlah korban akan bertambah.
"Jangan mudah percaya dengan tawaran harga yang murah. Cek legalitas dari WO yang akan melakukan kerja sama," ujar Kompol Zaky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.